Menumbuhkan Ketaatan pada Anak

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Rakhmawati Aulia (founder #intanberbagi)

Jika kita menginginkan bibit tanaman yang kita tanam tumbuh subur nan kokoh, tentu hal yang harus kita lakukan adalah menjaga dan merawat tanaman tersebut sejak masih berbentuk bibit.

Begitu pula dalam hal pendidikan dan pengasuhan pada anak. Jika kita menginginkan anak-anak kita tumbuh menjadi sosok yang sholih sholihah, maka sudah selayaknya sejak dini kita tumbuhkan pada jiwa anak-anak kita tentang makna ketaatan pada sang Al Khaliq Al Mudabbir.

“Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat taat kepada Allah dan melarang mereka dari berbuat durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk menjalankannya. Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502).

Dimulai dengan menjadikan diri kita sebagai tauladan untuk anak-anak kita, jangan pernah lelah untuk belajar menjadi orangtua yang sholeh.

Menumbuhkan ketaatan pada anak pun juga harus didukung dengan menderaskan pemahaman Islam pada anak dengan bahasa sesuai level usianya dan melakukan pembiasaan-pembiasaan sejak dini semisal sholat 5 waktu, menutup aurat, berpuasa, berlatih menjaga lisan, menjaga adab, mendekatkannya pada ayat-ayat al Qur’an, dst.

Rasulullah SAW merupakan suri tauladan terbaik telah mengajarkan pada kita bagaimab tata cara mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh/ah, anak yang berbakti dan tumbuh dalam ketaatan.

Dalam membersamai ananda dalam menumbuhkan ketaatannya, maka sebagai orangtua kita harus memahami tahapan-tahapan mendidik anak berdasarkan usia anak.

Usia 0 sampai 6 tahun, kedekatan antara anak dan orangtua dimulai dari fase ini. Orangtua harus menyayangi, mengasihi dan memberlakukannya seperti raja. Pada usia ini anak-anak berada pada masa golden age, sudah seharusnya sejak fase ini anak-anak didekatkan dengan al Qur’an, diperkenalkan dengan bahasa al Qur’an.

Usia 7 sampai 14 tahun, mulailah mengajarkan anak mengenai hak dan kewajiban. Anak wajib mendapatkan pendidikan mengenai aqidah dan tsaqofah islam. Pada fase ini berlakukanlah anak-anak ibarat tawanan, yang harus ditawan dengan kedisiplinan dan tanggungjawab.

Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahuanhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)” (HR. Abu Dawud).

Boleh memukul anak dengan pukulan yang tidak menyakiti, seperti apabila anak melalaikan kewajiban melaksanakan sholat. Perintah ini tentunya tidak hanya pada perkara sholat tapi juga pada hukum-hukum syar’iat lainnya semisal menutup aurat, atau pun yang berhubungan dengan perintah dan laranganNya.

Maka dengan seiring bertambahnya usia, semakin bertambah pula sempurnanya akal akan semakin mudahlah untuk menumbuh suburkan ketaatan itu pada jiwanya.

Menumbuhkan ketaatan pada anak adalah bagian dari tanggungjawab kita sebagai orangtua, maka sudah semestinya kita lakukan sedini mungkin jangan biarkan waktu kita terlewat begitu saja. Karena waktu tak mungkin bisa kita ulang dan penyesalan selalu datang terlambat.

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)

Wa’allahu ‘alam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *