Depresi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Widi Yanti

Sekumpulan muda-mudi tertawa riang larut dalam derai canda tawa. Tak pedulikan arah jam dinding yang mengarah ke angka dua. Bukan siang tapi dini hari. Kepulan asap diiringi musik berdentum keras. Aroma minuman keras menusuk hidung serasa menambah nikmat bagi mereka.

Bukan satu, dua kali ini terjadi. Tapi berulang dan lagi. Seakan menjadi pemuas pelarian diri. Mami papi yang sibuk sendiri. Mencukupkan memberi banyak materi. Untuk mebahagiakan putra putri.

Sampai disuatu hari, mendapati si putri dengan kondisi lemah. Pingsan di kamar mandi. Bukan karena sakit panas yang tinggi tapi melihat teririsnya nadi di tangan kiri. Tanya besar ada di benak sang mami. Rasa khawatir dan penasaran termenung sendiri. Tak disangka mendapat jawaban bagai petir di siang hari.

Putri kesayangannya telah berbadan dua. Karena itu sang gadis berniat mengakhiri hidupnya. Namun takdir mengatakan berbeda. Dirinya mampu terselamatkan dari masa kritisnya. Hanya saja menjadi raga yang seakan kaku membisu seribu bahasa.

Penyesalan tiada tara menghinggapi diri. Serasa kering airmata, tak mampu mengalir untuk ungkapkan rasa. Berdegup kencang dada secara tiba-tiba mengingat tindakan hina. Mulai mengingat dengan siapa. Namun harapan untuk bersua tak kunjung tiba.

Sampai akhirnya tawa keras keluar dari mulutnya. Sesaat berganti dengan makian. Tak lama tangis meraung tanpa keluar setetespun airmata. Ingin berlari dan mengejar dia yang membuat hidupnya sengsara. Namun apa daya semua hanya di angan. Badannya terlalu lemah untuk berdiri apalagi berlari.

Siapa yang tega melihat deritanya. Sang ibu memendam sesal teramat sangat. Ditinggalkannya dunia kerja demi menebus rasa bersalahnya. Putrinya hanya korban dari salah pergaulan. Terbayang dibenaknya saat menganggap putrinya bahagia dengan sodoran dana di atmnya. Sesal kini tiada guna.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Israa’/ 17: 32). []

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *