Berburu Malam Lebih Dari Seribu Bulan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Nita Savitri (Revowriter Bogor)

Alhamdulillah, tak terasa Ramadan sudah berada di sepuluh hari terakhir. Dua puluh hari-an sudah terlewati. Saat yang paling dinanti bagi insan muslim akan hadirnya malam penuh kemuliaan.

Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Keberadaan Ramadan sebagai bulan mulia, dilipatgandakan pahala dalam hari-harinya. Maka lailatul qadar merupakan bintangnya malam di bulan mulia. Suatu malam yang apabila kita mendapati sedang beribadah, taqarrub Ilallah maka nilai pahalanya lebih baik dari pada amalan selama seribu bulan (kurang lebih 83 tahun). Bayangkan, apa tidak terpukau ada satu malam yang nilainya lebih dari 83 tahun beramal tiada henti. MasyaAllah

Dalam asbabun nuzul QS.Al-Qadar diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid bahwa para sahabat sangat terkagum-kagum dengan seorang laki-laki dari kalangan bani Israel yang selama hidupnya berjihad di siang hari dan suka beribadah pada waktu malam selama seribu bulan. Para sahabat lantas bertanya, seberapa besar pahala lelaki tersebut? Rasulullah menggeleng, lalu turunlah ayat QS.Al-Qadr (1-5) yang menyatakan bahwa satu malam lailatul qadar lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan laki-laki bani Israel tersebut.
Lailatul qadar suatu malam yang penuh kemuliaan, turunnya para malaikat mengatur segala urusan, mengaminkan segala do’a sampai terbit fajar. Malam diturunkannya Al-Qur’an pertama kali kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam melalui malaikat Jibril. Seperti tertuang dalam TQS.Al-Qadr : 1-5
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadr. Dan tahukan kamu apa malam Qadr itu? (yaitu) malam Qadr itu lebih baik dari malam seribu bulan. Pada malam itu, turun para malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar.”

Alangkah indahnya malam lailatul qadar, yang membuat nilai pahala di malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Tapi tidaklah mudah untuk memprediksi kapan terjadinya malam lailatul qadar. Sebagian besar ulama menyatakan di malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir. Dan ada yang menyatakan di malam ke-27 .
Diriwayatkan dari Imam Muslim, “Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Imam Muslim, 762).
Sedangkan riwayat dari Ibnu Abbas, Rasullulah SAW bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan yang begitu menghangatkan dan menenangkan.” (HR. Al Baihaqi).
Dalam sebuah riwayat juga dijelaskan, “Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadan, melebihi kesungguhan Beliau di waktu lainnya. (HR. Muslim).

Adapun amalan-amalan yang bisa dilakukan di malam lailatul qadar, antara lain :

1. I’tikaf (berdiam di masjid)
Rasulullah memberi teladan dengan selalu menyediakan waktu khusus untuk bermunajat kepada Allah, berdiam di masjid dengan berdzikir dan berdo’a.

2.Membaca Al-Qur’an
Adanya Al-Qur’an yang pertama turun di malam ini, membawa keberkahan jika kita pun turut membacanya di malam tersebut.

3.Melakukan shalat malam
Shalat sunnah di sepertiga malam, merupakan waktu mustajab untuk berdoa, apalagi di malam mulia di bulan Ramadan.
Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasululullah bersabda:
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR.Bukhari).

Inilah kemuliaan lailatul qadar, yang mendorong insan muslim untuk memburunya dan meraih keberkahannya.

Semoga dalam Ramadan istimewa di masa pandemi ini, kita berkesempatan menemuinya, bermunajat dengan do’a -do’a terbaik, memohon ampun dan taubat atas segala dosa, juga kebaikan dan kemenangan bagi Islam serta seluruh kaum muslim. Aamiin

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *