Ismail Ilham bin Ibrahim (14 tahun) sekarang tengah menempuh pendidikan formal kelas 1 SMP Pondok Pesantren Mafatih Purwakarta. Sebelumnya remaja asal Bima, Nusa Tenggara Barat, tersebut telah menghafalkan 30 juz Al-Qur’an di Pondok Tahfidz Qur’an Griya Al-Qur’an Al-Ayyubi di lereng Gunung Semeru, Malang, di bawah asuhan Ustadz Waindika dan Ustadz Herman.
Meski kekurangan secara ekonomi, Siti Hajar, ibunya Ismail, bertekad menyekolahkan Ismail hingga menjadi ulama. Sebagaimana tekad yang disampaikannya kepada almarhum Ibrahim beberapa saat sebelum ayahnya Ismail tersebut menghembuskan nafas terakhirnya sepuluh tahun lalu.
Saat itu, di malam sebelum Ibrahim menghembuskan nafas terakhirnya, di ruang rawat inap Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM) Jakarta, di saat semua penunggu pasien terlelap dari tidurnya, Ibrahim berbincang dengan Siti Hajar.
“Ia menasehatiku dengan beberapa hal dan meminta maaf padaku karena tidak bisa memberikan dan meninggalkan apa-apa untukku dan anakku karena semua yang kami miliki telah kami jual untuk biaya pengobatannya selama ia sakit,” kenang Siti Hajar.
Siti Hajar berusaha kuat dan tegar menghiburnya, menenangkannya dan meyakinkannya bahwa “Jangan terlalu memikirkan keadaan kami berdua karena ada Allah Ta’ala yang akan menolong dan yang akan memberi kami rezeki. Saya tidak akan menyesali semuanya meski semuanya telah habis terjual untuk menyembuhkanmu dan tidak adalagi yang tersisa untuk dijual.”
Ia pun mengucapkan terima kasih dan berpesan lagi kepada Siti Hajar, “Urus baik-baik anakmu, sekolahkan dia.”
“Insya Allah anak kita akan menjadi seorang ulama Pak,” tekad Siti Hajar.
Setelah itu, Ibrahim pun tenang dan memeluk Siti Hajar dan itu adalah kata-kata dan pelukkan terakhirnya.
Singkat cerita, dengan bantuan Ustadzah Qonita, Ustadz Ayyub, Ustadz Waindika, Ustadz Herman dan berbagai pihak, Ismail bisa menamatkan sekolah SD bahkan hafidz Qur’an. Namun kini, Siti Hajar tengah kebingungan bagaimana memenuhi biaya sekolah di SMP Mafatih. Pasalnya, honornya sebagai guru di kampung halamannya di Bima langsung habis untuk keperluan sehari-hari.
Untuk mengurangi beban keluarga Ismail, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi melalui program Indonesia Belajar (IB). Sehingga, Ismail dapat meneruskan pendidikan untuk menggapai cita-citanya menjadi Ulama dan semoga kita semua mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Donasi yang Diperlukan:
Rp. 36.900.000
Berikan donasi terbaik Anda melalui rekening a.n Badan Wakaf Al-Qur’an
BNI Syariah 155.000.1511
BCA 6270.1666.26
Mandiri 122.000.3.000.000
Permata Syariah 097.554.0898
Danamon Syariah 103.730.008
CIMB Niaga Syariah 860.000.111.500
BRI Syariah 103.857.4082
Bank Muamalat : 121.003.8884
Sertakan kode unik Rp 660,- pada akhir nominal, contoh : Rp. 500.660,-
Konfirmasi transfer kirim ke Waindika Abu Jibriel ( 082245337778) atau ke http://bit.ly/KonfirDonasiWakaf
Link WA Group Sahabat Wakaf
Terima kasih bila Anda bantu share kan pesan ini kepada orang baik yang Anda kenal….
Anda tetap mendapatkan Pahala jika sabahat anda berinfaq wakaf sebab share anda kepadanya.
Follow us
@wakafquran
@wakafquran
By @wakafquran
Jazakumullah Khayran Katsiiran