Angka Kematian Ibu Tinggi Dampak Diterapkannya Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Angka Kematian Ibu Tinggi Dampak Diterapkannya Kapitalisme

Oleh Astuti K.

(Kontributor Suara Inqilabi)

 

 

Sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan jumlah perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan melahirkan meningkat. Hal itu tercantum dalam laporan “Trend in Matternal Mortality yang dirilis, pada 23/2/2023 yang lalu. Dalam laporan tersebut dari tahun 2000 hingga 2020 ada sekitar 287 ribu kematian ibu, ini berarti setiap dua menit ada perempuan di seluruh dunia meninggal selama kehamilan atau melahirkan.

Kasus kematian Ibu secara total terkonsentrasi pada dunia termiskin dan negara-negara yang mengalami konflik. Sementara di tempat lain, angka kematiannya cenderung stagnan.

Pada tahun 2020 sekitar 70 persen dari semua kematian terjadi di Sub Sahara Afrika. Meningkatnya kasus kematian Ibu adalah kemunduran kesehatan yang mengkhawatirkan. PBB memperingatkan pada pemimpin negara untuk bertindak mengakhiri kematian lbu dengan sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar dan berdampak pada kematian.

 

Solusi Utopis ala Kapitalis

Solusi yang ditawarkan PBB adalah solusi yang utopis sebab dalam kapitalisme, kesehatan dikapitalisasi dan kemiskinan tidak mungkin dientaskan. Data meningkatnya kematian ibu hamil dan melahirkan ini membuka borok kegagalan kapitalisme menyelesaikan persoalan Angka Kematian Ibu (AKI). Tanpa kesejahteraan dan layanan kesehatan murah, AKI akan terus terjadi.

Dalam sistem kehidupan kapitalis tidak ada jaminan kesehatan bagi setiap warga negara, tidak ada jaminan pemenuhan kebutuhan pokok yang terpenuhi bagi mereka. Karena itu, sistem ekonomi kapitalis bertanggung jawab besar dalam hal ini. Minimnya lapangan pekerjaan, mahalnya kebutuhan pokok, mahalnya biaya kesehatan. Padahal peningkatan layanan kesehatan menjadi kunci menekan AKI. Masyarakat harus menyadari bahwa sistem kehidupan sekuler kapitalis tidak selaras dengan fitrah perempuan. Tidak berpihak pada kebutuhan dan kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Sistem kapitalis telah menjadikan semua hajat hidup rakyat sebagai komoditas, sehingga ketika menyelesaikan persoalan AKI lebih mengedepankan nilai materi, menihilkan nilai insaniyah, moral dan spiritual bagi kesehatan dan keselamatan jiwa ibu hamil dan melahirkan.

Layanan Kesehatan dalam Islam

Berbeda dengan Islam, dalam Islam layanan kesehatan pada Ibu hamil dan melahirkan menjadi tanggung jawab negara, terutama ada kaitannya dengan masa depan generasi, yang akan membangun peradaban yang mulia. Islam menjamin pelayan kesehatan dengan cuma-cuma, dengan berbagai mekanisme, sehingga derajat kesehatan yang tinggi dan layanan kesehatan prima tercapai. Sedangkan jaminan kesejahteraan rakyat akan terealisasi melalui politik ekonomi Islam untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyatnya, mengatur dengan baik kepemilikan umum, negara dan individu. Islam menetapkan sumber daya alam sebagai milik umat wajib dikelola oleh negara. Negara tidak boleh menyerahkannya pada swasta atau asing, dan hasilnya akan didistribusikan kepada seluruh rakyatnya dalam bentuk pelayanan dan kesehatan gratis. Dengan mekanisme ini, AKI bisa diberantas hingga tuntas.

Khatimah

Jaminan pelayanan dan kesehatan yang prima mustahil diperoleh pada negara yang menjadikan kapitalisme sebagai panutan. Jaminan ini hanya diperoleh dalam sistem pemerintahan Islam, satu-satunya yang mampu menjamin kesehatan perempuan, ibu hamil dan melahirkan.

 

Wallahu a’lam bisshowaab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *