Halimatus Sa’diah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Jihan

 

Kisah unik kebiasaan dari kampung halaman Halimatus Sa’diah, mereka orang fakir yang datang kekota untuk mencari orang-orang yang mau disusi demi mencari penghasilan. Beliau bukan orang yang gampang disenangi karna air susunya juga tidak banyak . Kemudian saat ditawarkan “Adakan yang mau air susuku.” Namun, tidak ada yang menerima. Sudahlah air susunya tidak banyak dan juga tidak mendapatkan bayi karna kendaraan yang digunakannya adalah (Menurut salah satu riwayat) adalah keledai yang sudah sangat lambat jalannya.

Kemudian datanglah seorang bayi laki-laki yang paling yang paling mulia seluruh langit dan bumi. Jatuhlah bayi itu ketangan kalian, kemudian Halimah membawa bayi itu kekampungnya. Keberadaan Nabi Muhammad SAW kecil memberikan berkah tidak hanya keluarga Halimah, bahkan kabilahnya.

Dua tahun kemudian Halimah membawa Muhammad kecil kembali keibunya. Halimah memohon izin agar Muhammad bisa tinggal kembali bersama Bani Sa’ad. Aminah pun menyetujuinya. Selama empat tahun Muhammad tinggal bersama Halimah. Muhammad cilik dikembalikan ke Mekah setelah terjadinya peristiwa terbelahnya dada.

Suaru hari dua malaikat datang menghampirinya dan membawa benjana berisi es es, mereka membelah dada Muhammad dan mengeluarkan hatinya. Hati  itu dibelah dan dikeluarkan gumpalan darah berwarna hitam. Kemudian dicuci dengan es, setelah itu dikembalikan seperti semula. Setelah mendengar hal itu, halimah khawatir dengan keselamatan Muhammad. Ia dan suaminya sepakat mengembalikan Muhammad kepada ibunya.

Setelah diserahkan, halimah sudah tidak mengetahui kabar tentang Muhammad. Karna dizaman itu sulit sekali untuk mendapatkan informasi. Kemudia Halimah bertemu lagi dengan Nabi Muhammad SAW setelah beliau menikah dengan Khadijah RA dan diberilah Halimah hadiah dengan 40 ekor unta.

Beberapa tahun berselang Halimah kembali menemui Nabi Muhammad SAW dengan suaminya dan menyatakan bahwa dia telah memeluk Islam. Namun, tidak melalui Rasululllah SAW melainkan orang lain.

 

Editor : Selvi Tridayani

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *