Pemuda dalam Kungkungan Kehidupan Sekuler Kapitalis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Pemuda dalam Kungkungan Kehidupan Sekuler Kapitalis

Oleh Munamah

Ibu Rumah Tangga

 

Pencarian jati diri generasi muda seringkali justru berperilaku yang negatif. Seperti maraknya geng motor yang meresahkan masyarakat yang dilakukan oleh pemuda yang salah kaprah mengekspresikan eksistensi diri . Selain membikin kerusuhan di masyarakat, parahnya sampai menghilangkan nyawa orang lain.

Dikutip dari KOMPAS.com (6/2), Aksi brutal geng motor kembali menimbulkan korban. Kali ini, gerombolan bermotor membacok Muhammad Rizki Najmudin (21) hingga tewas. Peristiwa itu terjadi di dekat rumah korban, yakni di Gang H Arsad, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 04.00 WIB.

Maraknya geng motor ini menunjukkan cermin gagalnya sistem pendidikan dalam mengarahkan generasi muda untuk mengekspresikan eksistensi diri yang benar.

Pemuda yang harusnya menjadi pelopor penggerak perubahan yang positif, akan tetapi dirusak pemikirannya sehingga melakukan maksiat dan aksi merugikan orang lain.

Memang, saat ini kungkungan liberalisme yang begitu kentara di masyarakat tidak bisa dielakkan lagi. Sehingga anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang serba bebas tanpa terikat dengan aturan agama. Hal ini bukti keberhasilannya paham sekularisme dalam memisahkan agama dengan kehidupan.

Selain itu, minimnya jaminan keaman oleh negara dan ketegasan aparat hukum dalam menjadi keamanan warga.

Rakyat akan berpikir seribu kali jika sanksi tegas diberikan bagi pelaku maksiat, seperti hukum qisas bagi pembunuh.

Sinergi tiga pilar untuk membina pemuda tangguh:

Pertama, Keluarga membentuk anak berkepribadian Islam. Orang tua harus menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, yaitu dengan didikan agama sejak dini serta menanamkan akidah Islam kepada anak. Melindungi anak-anaknya dari siksa api neraka dengan memberikan tsaqafah Islam, membiasakan amar makruf nahi munkar, dan senantiasa melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan Allah SWT.

Kedua, masyarakat yang peduli. Masyarakat atau pendidikan wajib amar makruf nahi munkar terhadap orang tua maupun negara yang lalai terhadap kewajiban mengurus anak.

Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang anak. Tak kalah penting, menjauhkan anak dari pengaruh buruk dari lingkungan sekitar. Memberikan pendidikan yang positif dan produktif bagi anak.

Ketiga, negara berperan aktif dalam pendidikan yang sesuai syariat Islam. Negara menyusun aturan-aturan yang mamastikan anak memperoleh jaminan pendidikan.

Menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai. Negara wajib melarang paham-paham yang berbahaya dari luar. Serta melakukan pembatasan media informasi yang buruk bagi anak.

Islam membina pemuda memiliki kepribadian Islam dan menjaga lingkungan dalam sistem pendidikan Islam. Islam menjadikan keaman tanggung jawab negara, sehingga pemuda menjadi generasi terbaik.

Wallahu a’lam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *