Muslim Rohingya Juga Butuh Perlindungan
Oleh Farizatul Ilmi
(Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)
Pengungsi Rohingya hingga kini masih terkatung-katung akibat pengusiran dari negeri asalnya. Pasalnya mereka sudah berdatangan di kawasan Kabupaten Pidie dan Bireuen, Aceh sejak 14 November 2023. Mereka datang melalui jalur laut menggunakan kapal.(tirto.id 19/11/2023)
Azharul menyebut jumlah imigran Rohingya sebanyak 346 orang yang berada di Pidie dan 249 lainnya di Bireuen. Warga sekitar telah membantu para imigran Rohingnya yang hendak mengungsi. Namun, setelah diberi bantuan, para pengungsi kemudian diminta kembali ke kapal mereka.(tirto.id 19/11/2023)
Azharul Husna pun berharap agar Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan PBB menuntaskan isu pengungsi Rohingya. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa Indonesia tidak punya kewajiban untuk menerima pengungsi dari Rohingya. (tirto.id 19/11/2023)
Sungguh miris, di Indonesia dengan umat Islam terbesar di dunia tidak mampu menolong sesama saudara muslimnya. Dunia pun tidak memberikan solusi tuntas, apalagi tidak semua negara meratifikasi konvensi tentang pengungsi termasuk Indonesia. Itu sebabnya Indonesia tidak punya kewajiban untuk menerima pangungsi dari Rohingya. Indonesia memberikan bantuan semata karena urusan kemanusiaan.
Umat Islam ibarat satu tubuh, jika ada anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan sakit juga (HR. Muslim). Namun, hadis ini sangat sulit terealisasi karena saat ini umat Islam bagaikan terkotak-kotak dimana kita tidak boleh mencampuri urusan negara lain meskipun di dalamnya ada umat muslim yang dizolimi. inilah yang sedang dialami oleh muslim Rohingya.
Muslim Rohingya seperti tidak dapat jaminan yang aman, mereka terus berada pada kesulitan yang tak tahu kapan berakhir, terombang ambing di lautan karena tidak ada satupun yang mau menampungnya, ini akibat dari paham nasionalisme yang sudah mendarah daging. Paham yang lebih mengutamakan urusan dalam negeri dibandingkan dengan nasib saudara seakidah yang berasal dari luar. Dan beranggapan bahwa pengungsi Rohingya itu bukan urusan mereka. Tanpa disadari, paham nasionalisme ini sudah menghilangkan Ukhuwah Islamiyah.
Berbeda dengan sistem Islam, Islam tidak hanya tentang Hablumminallah saja, namun juga tentang Hablumminannas, termasuk pada pengungsi Rohingya. Mereka akan mendapatkan jaminan perlindungan yang aman. Tanpa harus dihadang oleh sekat-sekat nasionalisme.
Rasulullah saw Bersabda :
“Sesungguhnya Imam/Khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya. (HR Muslim)”.
Maka sudah selayaknya kita kembali pada Islam, dalam naungan Islam tidak akan lagi sekat dengan batas nasion state. Semua merupakan satu kesatuan di bawah aqidah yang sama yaitu aqidah Islam yang bernaung dalam satu negara yaitu Khilafah. Islam akan mengerahkan seluruh tentaranya untuk membela kezaliman dan memerangi pihak-pihak yang menzalimi kaum muslim.
Karena darah kaum muslim harus dijaga kemuliaannya. Maka, solusi atas segala problematika kehidupan saat ini termasuk masalah Rohingya adalah dengan menegakkan kembali peradaban Islam dengan penerapan Islam Kaffah dalam bingkai Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwah.
Wallahua’lam bisshawab