Menyoal Stunting dan Kemiskinan Sistemik 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Menyoal Stunting dan Kemiskinan Sistemik 

Oleh Khusnul Aini

(Kontributor Suara Inqilabi)

 

Sungguh ironi sudah lebih dari 77 tahun indonesia merdeka, persoalan kemiskinan dan stunting masih menjadi permasalahan genting yang menghantui negeri ini, padahal negeri ini terkenal gemahripah lojinawi yakni kaya akan sumber daya alam, namun sayang bekal kekayaan sumberdaya alam tersebut hingga kini belum mampu untuk mengentaskan permasalahan kemiskinan dan stunting.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan, permasalahan kemiskinan ekstrem dan stunting saling beririsan. Di mana, irisan tersebut mencapai angka 60 persen.

“Penyebab stunting dilatarbelakangi oleh fenomena kemiskinan ekstrem seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lainnya. Saya sampaikan, stunting ini 60 persen beririsan dengan keluarga miskin ekstrem,” ujar Muhadjir dalam siaran pers, (republika.com, 14/1/2023).

Karena itu, menurut dia, untuk menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem dan stunting harus dilakukan dengan mengeroyoknya secara bersamaan. Menurut dia, pemerintah melakukan upaya serius dalan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi.

Setiap keluarga tentunya ingin bisa memberikan gizi seimbang kepada keluarganya, namun hari ini sungguh sulit dipenuhi. Bagaimana tidak harga pangan merangkak naik, kebutuhan pokok menjadi sulit terbeli, belum lagi biaya listrik, pendidikan dan kesehatan yang seolah hanya milik orang yang berharta sementara rakyat miskin dilarang sakit. Tentu hal ini akan semakin menjadi faktor pendorong tingginya angka stunting.

Sementara kebijakan penguasa hari ini seolah setengah hati. Alih-alih membuat kebijakan untuk mensejahterakan rakyat justru sebaliknya semakin menyengsarakan. Seperti menaikan harga BBM yang berimbas pada kenaikan harga pangan, menaikan tarif pajak, dan tarif listrik yang akan mengalami penyesuaian.

Belum lagi ditambah biaya pendidikan dan kesehatan. Selain itu lapangan kerja juga sulit didapatkan banyak pengangguran sehingga tidak memiliki penghasilan, dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, maka tidak heran kemiskinan jadi ekstrim dan stunting kian genting.

Semua ini akibat kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Dalam sistem ini kebutuhan rakyat dijadikan sebagai komoditas yang ditentukan oleh harga pasar dan rakyat sebagai customernya sementara pemerintah hanya berperan sebagai regulator.

Selain itu dalam sistem ini pula dilegalkan setiap individu atau korporat untuk bebas memiliki dan mengelola sumber daya alam, sehingga yang menikmati hasilnya hanya segelintir para kapital yang memiliki modal. Maka tidak heran kesenjangan kemiskinan sangat curam, yang kaya semakin kaya dan yang miskin jadi ekstrim miskinnya.

Memang betul bahwa kemiskinan menjadi salah satu penyebab stunting, dimana keluarga tidak mampu mencukupi kebetuhan gizi anak. Maka penguasa harus serius dalam mengentaskan kemiskinan. Tidak cukup hanya sekedar memberikan edukasi akan pentingnya gizi seimbang dalam pencegahan stunting tapi harus di ikuti juga dengan kebijakan yang mampu mensejahterakan rakyat.

Semua itu hanya mungkin diselesaikan dalam sistem islam. Dalam sistem islam sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan merupakan kebutuhan pokok yang harus di penuhi oleh khalifah kepada rakyatnya. Setiap individu harus dipastikan sudah terpenuhi kebutuhannya. Maka khalifah akan dengan serius membuat kebijakan yang memprioritaskan kesejahteraan rakyat.

Seperti dengan membuka banyak lapangan kerja sehingga para ayah mampu meberikan nafkah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, memastikan distribusi harta tidak hanya beredar diantara orang-orang kaya saja, juga membuat kebijakan untuk menstabilkan harga pangan agar mudah dijangkau oleh seluruh rakyat sehingga bisa memenuhi gizi seimbang dan dapat mencegah terjadinya stunting.

Selain itu sarana kesehatan dan pendidikan dalam sistem islam mudah dijangkau oleh rakyat dengan harga yang murah hingga gratis. Khalifah memberikan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan dengan kualitas yang terbaik dan pelayanan yang cepat, tepat dan mudah. Sehingga jaminan kesehatan bisa dirasakan oleh seluruh rakyat. Maka hanya dengan sistem islam sajalah persoalan kemiskinan dan stunting bisa teratasi.

Wallahu a’lam bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *