Kebobrokan Negara Dalam Mengurus Rakyatnya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kebobrokan Negara Dalam Mengurus Rakyatnya

Neni Yuliana

Pegiat literasi Dakwah

 

Akhir-akhir ini kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak-anak di bawah umur kian marak. Masyarakat disuguhkan berbagai iklan tersebut di media televisi, koran-koran, media sosial terkait kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak-anak di bawah umur.

Bocah taman kanak-kanak (TK) di Mojokerto diduga telah menjadi korban perkosaan tiga anak sekolah dasar (SD) korban mendapat perlakuan tidak senonoh secara bergiliran, terduga pelaku merupakan tetangga korban dan teman sepermainan, korban diduga diperkosa di sebuah rumah kosong.

Dilansir pada laman republika.co.id. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan sebanyak 4683 masuk ke pengaduan sepanjang 2022. Kasus ini merupakan sebuah malapetaka dahsyat dan menunjukkan kebobrokan negara dalam mengurus rakyatnya.

Tidak ada kata yang mampu terucap untuk menunjukkan rasa keprihatinan yg sangat mendalam akan peristiwa tragis ini. Sungguh merupakan aib besar bangsa ini dan menunjukkan betapa bobroknya negara ini dlm mengurus rakyatnya, sampai-sampai terjadi tindak kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Ini merupakan tamparan keras bagi semua pihak baik keluarga, masyarakat, institusi Pendidikan dan tentunya negara.

Banyak faktor yang berpengaruh dan tentu ada kaitannya dengan rusaknya perilaku pada anak :

1. Pengasuhan orangtua, pengasuhan yg tepat tentu membutuhkan ilmu pengasuhan. Faktanya negara blm memberikan bekal yg cukup untuk calon orang tua baik dalam kurikulum pendidikan maupun bimbingan calon pengantin menjelang pernikahan.

2. Pendidikan saat ini justru berorientasi menjadi kan peserta didik sebagai tenaga kerja, calon ibu justru didorong untuk menjadi pekerja daripada disiapkan menjadi ibu.

3. Kurikulum pendidikan makin menjauhkan pemahaman terhadap agama.

4. Ditanamkan nilai-nilai barat dan liberalisme pada peserta didik sehingga kesenangan dunia yang dicari dan makin menjauhkan pentingnya peran orang tua dlm keluarga.

5. Pesatnya transformasi digital yg lebih diarahkan untuk meraup keuntungan dan berkeliaran konten-konten bebas yg tidak layak di konsumsi ana-anak dan mendorong untuk menirunya dan melihatnya.

Namun semua itu tidak akan terjadi apabila aturan Allah dijadikan asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akidah Islam akan menjadikan setiap individu untuk selalu terikat pada aturan Allah Akidah Islam juga akan menjadi panduan bagi penguasa dalam membuat kebijakan dan aturan.

Dalam Islam, penguasa bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rakyat dengan baik sehingga terwujud kesejahteraan rakyat. Islam juga menjaga pemikiran umat agar bersih mulia dan menjauhkan diri dari kemungkaran dan kemaksiatan.

Wallahu a’lam bishshawab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *