Gelombang Panas Ekstrim : Dunia Butuh Solusi Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Gelombang Panas Ekstrim : Dunia Butuh Solusi Islam

 

Kontributor Suara Inqilabi 

 

Belakangan ini gelombang panas ekstrim melanda sejumlah negara di dunia, termasuk kawasan Asia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia melaporkan Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C.(cnbcindonesia.com).

Indonesia juga termasuk negara yang terkena dampak dari cuaca ekstrim ini. Seorang pakar iklim dari UGM, Dr. Emilya Nurjani., S.Si., M.Si., menuturkan bahwa cuaca ekstrim bisa jadi disebabkan oleh mulai memasuki musim panas/kemarau yang dipengaruhi oleh monsun serta posisi matahari yang disebabkan oleh gerak semu matahari (ekuinoks), atau adanya gelombang panas yang ditandai adanya pusat tekanan tinggi yang terhambat masa udara dibagian lebih rendah. Cuaca dan iklim global dipengaruhi oleh atmosfer, hidrosfer, biosfer dan geosfer. Terjadinya perubahan yang ada di muka bumi ataupun yang jauh dari bumi akan memengaruhi sistem iklim.

Tentunya cuaca ekstrim saat ini bisa berdampak terhadap perekonomian negara. Masyarakat secara umum juga akan sangat merasakan dampaknya seperti di bidang kesehatan, ekonomi terutama disektor pertanian, perikanan. Dampak gelombang panas terhadap ekonomi akan diawali pada sektor pangan dan agrikultura, berlanjut pada sektor industri, hingga pada sektor energi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Indonesia tahun ini akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Di mana, penurunan curah hujan selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.Adapun puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023. BMKG sendiri sudah memperingatkan, potensi musim kemarau lebih kering dibanding biasanya.

Petani dan petambak adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kekeringan ini. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Departemen ekomoni Centre for Strategic and Internatoinal Studies (CSIS) Fajar B. Hirawan “Petani akan mengalami penurunan hasil panen, yang biasanya petani bisa dua kali panen dalam setahun, kemungkinan hanya bisa satu kali panen”. Petambak ikan juga akan mengalami penurunan penghasilan dan tambahan biaya produksi. Seperti yang dialami oleh seorang pembudidaya ikan tawar di daerah Jember, Jawa Barat yang bernama Mikael yang harus sering mengganti air kolam dan memberi tambahan asupan makanan pada ikan.

Fenomena cuaca panas ekstrim yang terjadi tidak hanya kita pandang dari segi fenomena alam semata. Kekeringan akibat dari perubahan cuaca ini juga disebabkan oleh salah kelolanya negara dalam mengelola sumber daya alam. Perluasan industri kapitalis, penebangan hutan, pertambangan, efek gas rumah kaca, peningkatan sampah makanan juga menjadi faktor yang memicu munculnya perubahan iklim global.

Sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan memang akan melahirkan manusia yang rakus akan kehidupan dunia. Dalam sistem kapitalis ide kebebasan menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi. Kebebasan memiliki dan mengelola SDA dibuka selebar-lebarnya oleh negara dengan penerapan UU. Cukup banyak UU yang dinilai lebih berpihak kepada korporat dibanding rakyat dan semakin memperparah kerusakan lingkungan. Dinegeri ini contohnya seperti UU minerba, Perpu Ciptaker dan UU Omnibus law.

Berbeda dengan ideologi kapitalisme sekuler. Islam adalah agama yang diturunkan Allah untuk mengatur kehidupan manusia secara komprehensif. Islam memiliki aturan tersendiri terkait dengan pengelolaan SDA. Haram hukumnya pengelolaan SDA diserahkan kepada pihak swasta. Islam membagi kepemilikan kepada tiga kelompok, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum.

Adapun kepemilikan umum yang termasuk didalamnya SDA seperti danau, lautan, hutan, pertambangan yang tidak mungkin dikelola oleh individu. Pengelolaannya harus diserahkan kepada negara sebagai penanggung jawab dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat.

Dengan pengaturan yang luar biasa ini, maka tidak dimungkinkan para oligarki menguasai kepemilikan umum ini. Keseimbangan alam akan terjaga ketika syariat Islam yang diterapkan, karena yang mendapat amanah untuk memakmurkan bumi adalah kaum muslimin dan ketika kaum muslimin kembali memimpin bumi dengan penegakan syariat Islam secara menyeluruh.

Wallahu a’lam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *