Fenomena Kekerasan, Belenggu Sistem Kehidupan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Fenomena Kekerasan, Belenggu Sistem Kehidupan

Erni Apriani

Aktivis Muslimah

 

Saat ini kekerasan telah membudaya dikalangan masyarakat. Fakta mengejutkan baru-baru ini sedang dihebohkan dengan berita penganiayaan sadis anak pejabat. Seperti yang dikutip oleh cnnindonesia.com, Senin (20/2), Kasus penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David, memasuki babak baru. Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB.

Kemudian berita dari jurnalpolri.com, Purwakarta-Polsek Pasawahan, Polres Purwakarta amankan lima orang pemuda yang melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan.

Fakta kekerasan ini alih-alih bisa dibasmi malah semakin menjadi-jadi. Kekerasan merupakan buah dari pendidikan dengan sistem sekuler yang tidak melibatkan agama dalam kurikulum.

Pendidikan sekuler menjadikan generasi mudah emosi, berjiwa brutal tanpa nalar. Sistem sekuler yang semakin rela diterapkan akhirnya Islam jauh dari kehidupan. Mengarahkan ide kebebasan tanpa batas, dengan alasan bebas berekspresi hingga berujung kekerasan dan kerusakan yang tiada henti. Seperti yang Allah Swt. firmankan,

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S Ar rum: 41)

Allah Swt. secara tegas mengingatkan kepada manusia bahwa adanya kerusakan di muka bumi ini terjadi akibat dari perbuatan kemaksiatan manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang telah diberi tanggungjawab oleh Allah Swt. untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini. Akan tetapi justru manusia tidak mampu memimpin dirinya sendiri untuk menahan semua kemaksiatan yang nampak.

Maka dari itu, generasi harus ditanamkan ketakwaan kepada Allah Swt., karena hanya itu yang akan mengarahkan kepada pemikiran dan perasaan yang sesuai syariat Islam. Islam menjaga kualitas generasi secara kokoh melalui pendidikan pertama dalam keluarga, masyarakat dan negara. Kemudian ada nya kerja sama lingkungan untuk dapat mengontrol masyarakat dari kerusakan dan kemaksiatan. Serta kewenangan negara untuk menerapkan syariat Islam secara optimal.

Dengan demikian setiap tindak kejahatan akan di sanksi secara tuntas dan memberi efek jera bagi pelakunya. Saatnya kita kaum muslimin bangkit berjuang melalui satu-satunya solusi yaitu penerapan sistem Islam kafah dalam berhukum dan bernegara, agar tidak semakin jauh dari agama-Nya. Hukum Islam mengatur kehidupan dengan paripurna, tiada aktivitas yang tanpa hukum dan panduannya.

Wallahu a’lam bishshawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *