Bisnis Haram Penyelundupan TKI

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bisnis Haram Penyelundupan TKI

 

Oleh munamah

(Kontributor Suara Inqilabi Semarang)

 

Lapangan pekerjaan yang kian sulit didapatkan oleh pencari kerja warga Indonesia. Karena kebutuhan yang mendesak,tak jarang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melakukan segala daya dan upaya untuk mengais rezeki.

Salah satunya dengan merantau ke negeri orang tanpa memperhatikan legalitas dan syarat sebagai TKI. Selain itu banyaknya mafia perdagangan orang menjadi momok bagi pemerintah saat ini.

Berdasarkan pengakuan kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, Indonesia masih diganggu sindikat mafia perdagangan orang.

Para sindikat mafia perdagangan orang ini masih berkeliaran bebas bahkan mengambil keuntungan besar dari bisnis kotor tersebut.

Apalagi mayoritas korban dari bisnis haram tersebut adalah perempuan dan ibu-ibu.

Pekerja migran ilegal lebih murah dan tentunya dengan kondisi pekerja migran tidak bisa menuntut hak apa pun di luar negeri. Hal inilah yang mendorong mafia perdagangan orang memanfaatkan kondisi masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah dan miskin untuk meraup pundi-pundi uang.

Pendeta Emmy Sahertian pemerhati dan aktivis kemanusiaan menyampaikan hal ini, Senin (14/3/2022) dalam Diskusi Kelompok Muda NTT membahas tentang perempuan buruh migran.

Pada masa sebelumnya satu kepala yang berhasil direkrut sebesar Rp12 juta misalnya pada 2017 namun jatah ini diperkirakan berkembang pada tahun ini.

“Dan Rp30 juta pada saat ini yang dilakukan oleh PL dan oknum aparat,” kata dia.

Ia menyebut, masyarakat miskin dari NTT didatangkan secara ilegal karena pekerja ilegal tidak dapat menuntut kontrak,tidak mempunyai hak peningkatan SDM,jauh dari hak-hak buruh,bisa dibuang atau diambil semaunya perusahaan.

Hal ini menunjukkan negara tidak hadir dalam mengurus rakyatnya. Di dalam negeri tak mendapat lapangan pekerjaan,di luar diperas oleh sesama.

Inilah potret buruk sistem kehidupan sekuler yang dikuasai materi. Negara abai akan tanggungjawabnya menjamin kesejahteraan rakyat dan juga menjamin perlindungan terhadap rakyat. Sesama Rakyat pun tega  merugikan sesamanya sendiri.

Sungguh berbeda dalam sistem islam. Negara menjamin kesejahteraan setiap individu,dan melindungi secara nyata  Sesama muslim pun saling menjaga dan melindungi.

Wallahua’lam Bishshawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *