SuaraInqilabi– Tangis histeris kembali pecah di tengah keluarga saat La Sali (47) mengetahui anaknya, Randy (21), sudah tak bernyawa di rumah duka di Di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Randy tewas diduga tertembak saat mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9).
La Sali yang baru tiba mencari ikan di tengah perairan Laut Muna tak menyangka putra satu-satunya itu telah meninggal dunia.
Pelukan sang istri, anak, dan sanak saudara yang disertai isak tangis saat menyambutnya tepat di pintu rumah membuat La Sali langsung terkulai lemah tanpa dapat lagi membendung air mata. Ia pun dengan suara serak kerap teriakkan “kasihan anakku sudah mi e (tidak ada)”.
Pantauan tim kendarinesia, suasana penuh isak menyelimuti rumah duka itu turut mengundang empati tetangga hingga warga sekitar desa yang datang melayat.
Sementara itu, warga Desa Lakarinta menolak hadirnya pihak Polres Muna yang berdasarkan informasi akan datang melayat di rumah duka.
Warga kesal karena mengetahui almarhum Randy (21) meninggal diduga akibat ditembak oleh polisi saat mahasiswa berunjuk rasa menolak RKUHP di Kantor DPRD Sultra.
“Sebaiknya Polres Muna tidak datang dulu, jangan sampai ada hal yang tidak inginkan terjadi karena saat ini warga sedang kesal dengan ulah oknum polisi. Sebaiknya polisi segera mengusut tuntas siapa pelaku penembakan,” tegas LM. Ryfains Tuani, selaku keluarga Randy.
Sampai berita ini diturunkan, kedua orang tua korban belum mau diwawancarai. [] Arto Rasyid