Sekulerisme Akar Masalah Kehidupan, Islam Solusi Tuntas

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kaltara- Suarainqilabi- Beberapa Tokoh mengadakan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang akar masalah kerusakan yang menimpa negeri juga kaum muslimin di seluruh dunia. Kegiatan diskusi diadakan di salah satu café and resto kota Tanjung Selor, Ahad (16/02/2020).

Acara diskusi terbatas (distas) tersebut diadakan oleh komunitas Rindu Kaltara Bersyariah. Menghadirkan beberapa tokoh dalam dan luar kota provinsi.

Tokoh-tokoh tersebut berasal dari kalangan kesehatan , pendidikan dasar dan menengah, kampus, praktisi pendidikan, ormas islam, dan juga dinas perikanan.

Dalam diskusi tersebut terangkum beberapa persoalan ummat yang dianggap sangat penting dan terus menimpa rakyat Indonesia khususnya kaum muslimin. Seperti yang dipaparkan oleh para dokter yang hadir terkait persoalan-persoalan yang selalu membuat idealisme professional mereka terkebiri akibat peraturan yang diberlakukan peemrintah khususnya BPJS. Dua tokoh yang berprofesi sebagai dokter menyampaikan beebrapa fakta di lapangan yang selalu ditemui.

Diantaranya , angka pengidap HIV AIDS di Tanjung Selor terus meningkat, penundaan pembayaran BPJS kepada RS, dan juga tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien harus sesuai arahan BPJS bukan berdasarkan ilmu dokter dan penyakit pasien. Kemudian ribetnya urusan BPJS hari ini yang menyulitkan masyarakat. Di sisi lain, angka kehamilan tak diinginkan juga terus bertambah, dan berdasarkan informasi dari dokter-dokter yang hadir di acara distas tersebut, kini pihak RS boleh melakukan aborsi demi menyelamatkan korban. Dengan alasan tingginya angka kematian ibu akibat aborsi illegal dan juga maraknya pembuangan bayi, maka pihak medis boleh memberikan tindakan aborsi aman. Belum lagi kasus hamil sebelum nikah dari hasil tes kehamilan pranikah di puskesmas, kini semakin banyak pasangan yang sudah hamil sebelum menikah. Ketika pertolongan enggan diberikan oleh dokter-dokter yang memiiki idealisme, ada aturan yang harus mereka kerjakan.

Dari segi pendidikan, menurut seorang tokoh dari dinas pendidikan bagian PAUD menyebutkan dilemma dalam memahami arahan peemrintah untuk mewaspadai ajaran radikalisme di PAUD.

Menurut beliau, arahan tersebut sangat membingungkan karena defenisi radikalisme itu sendiri tidak jelas. Dan bagaimana menyampaikannya ke pelakasana pendidikan yaitu guru-guru PAUD. Beliau juga mengatakan sangat tidak relevan jika mengaitkan ajaran islam dengan radikalisme. Sebagai muslimah, beliau menolak hal tersebut.

Kemudian dari beberapa guru agama Islam yang hadir juga menyebutkan sedang terjadi keresahan di hati orangtua siswa ketika anak-anaknya bertambah keshalehannya. Akibat hembusan angin radikalisme, anak-anak seperti dilarang untuk shalat sesuai jadwalnya, tahajjud dan juga menjaga pergaulan. Karena dianaggap bibit terorisme. Hasilnya, kajian-kajian Islam yang diselenggarakan pihak sekolah pun kini semakin senyap.

Ditambah penyampaian masalah lain kaum muslimin yang sudah pada semua sisi hingga ke dunia internasional. Kasus Suriah, Kahsmir, Rohingya yang tersusir, yaman yang kelaparan, bahkan Palestina yang siap-siap kini akan dikusasi selpenuhnya oleh Israel. Problem –problem ini disampaikan dari tokoh luar kota yang juga aktif mengikuti informasi kaum muslimin di seluruh belahan dunia. Menurtunya, persoalan yang ada dalam negeri ditambah di luar negeri adalah bukti ummat Islam kini nyata di bawah kendali paham sekulerisme.

Bahkanmenurut beliau, sekulerisme tidak memberikan ruang bagi kaum muslimin untuk taat. Yang ada, kekal menghasilkan manusia-manusia yang durhaka kepada Sang pencipta bahkan mengerahkan pada pelepasan mutlak Allah dalam hidupnya.

Setelah para tokoh menyampaikan fakta-fakta yang mereka alami , hasil bacaan, dan hasil pantauan mereka, maka kesepakatan dan persamaan persepsi pun didapatkan dalam diskusi tersebut. Bahwa akar masalah dan biang kerok kerusakan yang menimpa kaum muslimin hari ini adalah karena sekulrisme (pemisahan agama dalam kehiudpan).

Kemudian di dalam sesi diskusi kedua, diperoleh persamaan persepsi bahwa Islam adalah solusi untuk seluruh permasalahan yang ada. Islam akan menuntaskan semua persoalan yang diberikan sekulerisme. Karena Islam adalah agama yang sempurna (rahmatan lil’alamin). Dan kaum muslimin diwajibkan menerapkan Islam secara kaffah, agar sekulerisme minggat dari tanah ummat islam. Penerapan sekulersime kini sudah nyata terlihat bahkan sudah kaffah (menyeluruh). Dan kini negeri muslim sedang mengidap penyakit sekuler kaffah, maka obatnya hanyalah Islam kaffah. Pelaksaan Islam dengan tiga pilar yang saling bekerjasama, yaitu ketaqwaan individu, control masyarakat, dan penerapan Islam oleh Negara akan menjadikan kaum muslimin kembali kepada kejayaannya seepeti di masa lalu. Dan kejayaan itu telah terbukti selama 13 abad dalam susatu sistem peemrintahan yang disebut dengan Khilafah.

Demi mewujudkan tercapaianya Islam kaffah maka para peserta diskusi sepakat harus ada aksi nyata didalam peran masing-masing. Maka aksi nyata itu terwujud dalam aktfitas dakwah. Karena dakwah adalah kewajiban dan jalan menyampaikan kebenaran sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw. Maka closing statement terakhir diskusi bersepakat, apapun prosfesi yang diemban masing-masing, maka jadilah daiyah di tenagh-tenagh ummat sebagai penyampai Islam kaffah. Wallahu’alam bissawab.

Reportase oleh: Nahdoh Fikriyyah Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *