Jakarta– Mubaligh kondang asal Pekanbaru, Riau, Ustaz Abdul Shomad (UAS) hadir di Masjid Kampus Terpadu Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII), Kaliurang, Yogyakarta, Sabtu 12 Oktober 2019. UAS menyampaikan ceramah dalam serial kajian Moderasi Islam selama dua jam lebih dari pukul 13.00-15.000 WIB.
“Alhamdulillah acara kajian atau seminar bertajuk Islam dan Ilmu Pengetahuan berlangsung sukses. Sekitar 7000 orang hadir dalam acara tersebut. Sedangkan ketika ditayangkan secara streaming tayangan itu di saksikan sekiat 15.000 viewer. Luar biasa. Alhamdulillah,’’ kata Rektor UII, Fathul Wahid, Sabtu (12/10), seperti dikutip Republika.co.id.
Menurut Fathul, acara kajian UAS berlangsung aman dan lancar. UAS datang langsung ke UII setelah tiba dari Bandara Yogyakarta sekitar pukul 10.00 WIB.’
’Dari Bandara Yogyakarta beliau langsung ke UII, setelah singgah sejenak untuk istirahat makan siang. Usai itu langsung ke Masjid Ulil Albab di kompleks kampus terpadu UII di kawasan Kaliurang,’’ katanya lagi.
Menurut Fatkhul, UAS dengan menarik menjelaskan integrasi ilmu pengetahuan dengan ajaran agama Islam. Selain kajiannya serius UAS juga bisa menyegarkan suasana dengan menyelipkan sedikit humor.
“Format yang kami susun kepada UAS adalah bukan ceramah, tapi seminar. Jadi UAS membawakan kajiannya dengan membawakan power point dan makalah yang telah disiapkannya. Di sini UAS terbukti hebat, mampu menjelaskan hal yang rumit dan berat menjadi ringan dan mudah dipahami,” kata dia.
Dalam kajian di Masjid Ulul Albab itu, seperti biasanya UAS selama dua jam memberikan kajian kepada para jamaah. Dia menyinggung bahwa antara Islam dan ilmu pengetahuan tak bisa dipisahkan satu sama lain.
‘’Siapa bilang saya cermah saya tidak ilmah. Saya tidak bisa karena bukan pada tempatnya. Undang saya ke universitas maka saya akan bicara secara ilmiah,’’ kata UAS disambut senyum para hadirin.
Dalam Islam validitas keilmuan itu utama dan sangat penting. Dan ini sudah dipraktikan dalam seluruh masa perjalanan agama Islam.
’’Ini misalnya dalam penyusunan hadits yang harus valid sampai ke nabi. Ini dipraktikan, misalnya dipraktikan oleh KH Hasyim Asy’ari yang setiap Ramadhan dahulu selalu memberikan kajian tentang hadis. Di sini semua jelas validasi dan rangkaian sanadnya,’’kata dosen UIN Suska Riau itu.
Pada acara di UII tersebut, kandidat doktor hadits dari Sudan itu mengaku dirinya belajar rendah hati. Bahkan, datang ke acara tersebut dilandasi untuk belajar bersama, bukan mengisi seminar.’
“Di masa depan melalui integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan di UII akan lahir sosok penerus Al Khawarizmi, Ibnu Rusd, Ibnu Khaldun, para ahli hadis dan ulama. Nanti akan lahir orang alim dan arif,’’ tegasnya.
UAS mengatakan demokrasi tidak menghalangi kaum Muslim menjalankan syariah dan nilai ajaran Islam. Ini bisa implementasikan melalui berbagai undang-undang dan aturan hukum, seperti peraturan gubernur, peraturan bupati, peraturan desa dan lainnya. Contoh ini sudah dilakukan di Inggris di mana nilai syariah Islam dalam ekonomi bisa dijalankan di sana padahal negara itu bukan negara yang banyak mempunyai penduduk penganut Muslim
‘’Di sini umat Islam harus menjalankan seluruh nilai agamanya melalui jalur yang konstitusional. Ingat juga, kejayaan Islam akan datang kembali dengan kemajuan ilmu pengetahuan,’’ kata UAS yang kemudian menutup kajiannya dengan acara tanya jawab.
sumber: Republika.co.id