Maulid Nabi Surabaya: Taat Syariat Bukti Cinta Nabi Sang Pembawa Rahmat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp
Surabaya – Momentum Maulid Rasulullah SAW menjadi momen yang istimewa bagi umat Nabi Muhammad Saw untuk kembali memahami dan meneladani Rasulullah Saw. dalam segala aspek. Ini yang juga menjadi alasan berkumpulnya sekitar 100 undangan yang terdiri dari ulama, assatidz, dan masyarakat umum kota Surabaya di kediaman KH. Fathul Mubin, Ahad 24 November 2019.Diantara yang yang hadir sekaligus sebagai pemateri yaitu Ustad Syaifuddin Budiharjo, selaku Pimpinan Majelis Taklim Al Hikmah, sekaligus pakar hukum. Hadir pula, KH. Ali Fauzi, ulama Surabaya dan KH. Abdul Kholiq, selaku Ketua FUIB Kota Surabaya.

Acara yang bertajuk, Cinta Nabi, Cinta Syariah, diawali dengan pembacaan shalawat dilanjut sambutan shahibul bait yang diwakili Ustad Suhail Abu Faiq. Dalam sambutannya, mengajak para hadirin untuk mencermati problem yang akhir-akhir ini muncul yang sengaja dilontarkan oleh segelintir orang yang benci dengan Islam.

Seperti dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Sukmawati dengan membandingkan Nabi Muhammad Saw dengan Soekarno. Menurut beliau apa yang diucapkan Sukmawati merupakan bentuk pelecahan kepada umat Muslim. Oleh karena itu, kecintaan hakiki seorang muslim kepada Rasulullah mestinya diwujudkan dalam amal nyata keseharian sesuai dengan syariat yang beliau bawa.

Ustadz Syaifuddin Budiharjo, selaku pemateri pertama, mengajak dalam momentum maulid ini sebagai moment untuk meningkatkan rasa cinta yang hakiki kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. Dengan penuh kesabaran, penuh perjuangan untuk mewujudkan apa yang dibawa Baginda Rasulullah Saw yaitu kembali terwujudnya  peradangan Islam di seluruh dunia yang bersandarkan aqidah dan syariat Islam.

Beliau juga menyampaikan bahwa cinta Allah dan Rasulnya  dan syariat merupakan sebuah kewajiban dan harga mati. Dan ini merupakan karakter kaum mukminin yang harus senantiasa dipegang. Sehingga seorang mukmin senantiasa berada dalam koridor syariat tidak mudah terpengaruh. Sebagaimana qoul ulama

اذا عرف رجل نفسه لا ينفعه كلام الناس
“Ketika Orang mengetahui  jatidirinya (hakekat dirinya sebagai mukmin) maka tidak bermanfaat perkataan manusia”.

Beliau menjelaskan ketika seorang muslim memahami karakternya, dia memahami bahwa punya kewajiban amar makruf nahi mungkar, menjaga kemuliaan umat Islam, menerapkan Al Qur’an dan Sunnah maka tidak akan berpengaruh cacian para penghalang dakwah.

Senada dengan yang disampaikan KH.Ali Fauzi, pada kesempatan penyampaian materi yang kedua. Beliau menjelaskan bahwa Maulid akan mengingatkan kita akan tugas Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang termaktub dalam firman Allâh Azza wa Jalla yaitu:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Tidaklah Kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam [Al-Anbiyâ’/21:107].

Dan Rahmatan Lil alamin hanya bisa terwujud ketika Petunjuk Allah SWT ( Al Qur’an) bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tegas beliau.

Beliau juga sangat menyayangkan di zaman sekarang banyak umat yang kurang paham akan Islamnya. Sehingga menabrak ajaran Islam.

Dan salah-satu sikap seorang dalam mencontoh Rasulullah Saw dalam hal dakwah adalah menyampaikan Islam apa adanya yang Haq sampaikan yang Haq dan yang batil sampaikan jangan ditutupi. Sebagaimana salah satu tugas Rasulullah Saw yaitu Basyiron wa nadhiran wa daa’iyan ilaallah.

Alhamdulillah acara berlangsung  dengan lancar dan di tutup dengan doa oleh KH. Ali Fauzi serta foto bareng para ulama dan assatidz. []

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *