Mahfud MD Minta Polri dan TNI Usut Kasus Tewasnya Pendeta Yeremia di Papua

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Jakarta, Suara Inqilabi– Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan bahwa pemerintah hingga saat ini tidak memiliki akses untuk memeriksa jenazah Pendeta Yeremia Zanambani yang ditembak mati di Papua.

“Seluruh peristiwa itu dituduhkan ke TNI dan Polri seperti yang terakhir Pak Yeremia meninggal, kata mereka itu TNI yang melakukan, kata TNI bukan dan sebagainya. Sementara faktanya sampai sekarang kita tidak pernah punya akses untuk memeriksa jenazah, keluarganya nggak boleh,” kata Mahfud Md saat konferensi pers virtual, Kamis (1/10). Seperti dikutip dari detik.com (01/10/2020).

Kemudian Mahfud mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyebarluaskan foto penembakan Pendeta Yeremia dan menghalangi pemerintah untuk melakukan investigasi. Mahfud juga menampik bahwa tuduhan yang diberikan kepada TNI sebagai dalang penembakan.

“Sementara KKB itu menyiarkan foto jenazah tentang terbunuhnya orang ini lalu dikatakan TNI yang melakukan itu tidak benar dan kadangkala kita, disesatkan oleh narasi yang dibuat secara sepihak oleh provokasi. Gambar-gambar ketika Yeremia tersungkur dan sebagainya itu mereka bisa sebarkan. Sementara, kita mau ke situ itu dihalang-halangi oleh keluarganya, oleh kelompok ini,” tuturnya.

Kepada polri dan TNI, Mahfud meminta agar mengusut kasus penembakan ini secara cepat. Namun demikian, dia berharap pengusutan ini dilakukan secara damai tanpa kekerasan.

“Kalau kita mau memaksa lalu dikatakan tindakan kekerasan dan itu semua masih dilakukan upaya-upaya secara baik dan secara damai tanpa kekerasan. Polisi dan TNI saya minta selesaikan secara cepat tapi jangan sampai ada korban,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pendeta Yeremia Zanambani meninggal dunia usai ditembak oleh anggota KKSB di Hitadipa, Papua. TNI menyebut tindakan KKSB itu untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

Menurut Kapen Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa, para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan. Padahal faktanya, kata Suriastawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

“Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan, bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah settingan mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan, bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB,” kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).[detik/idtoday]

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *