Dalam multaqa yang diselenggarakan di kediaman KH. M. Toha Cholili, Cicit Syaikhana Khalil Bangkalan, beliau menyampaikan, “Syaikhana Khalil dulu memulai melakukan perlawanan kepada kafir penjajah laknatullah alaihi. Wahai Syaikhana dari sini engkau telah memulainya. Dan kini salah satu cicitmu Insya Allah siap melanjutkan estafet untuk pembebasan ummat ini dari cengkeraman neo kolonialisme, yakni sekularisme, pluralisme, dan liberalisme”.

“Dan tentu yang paling mengancam kedaulatan negeri kita tercinta ini adalah neo komunisme yang secara terstruktur, sistemik dan massif, mereka terus menjajakan dan mengoreng isu radikalisme untuk menyerang ajaran-ajaran Islam dan syariah yang telah baku”, tambah Kyai Ahmad Abu Syamil.

Lanjut beliau, bersama bebrapa alim FKU Aswaja Mataraman, al faqir merasa bangga dan gembira di Haflah Maulid Rasulillah Saw ini, “kita ikut menyerukan sunnahnya dan sunnah khulafaurrasyidin yakni bagaimana dapat melanjutkan kehidupan Islam – listiknafilnhayatil islamyah bithariqatil khilafah”.

“Maka yang tidak bithariqil khilafah dijamin menyalahi sunnahnya dan sunnah khulafaurasyidinAllahumma sholli ala sayyidina Muhammad!”, Seru Kyai Ahmad Abu Syamil.

Lalu Kyai Ahmad Abu Syamil, berkisah tentang awal Haflah Maulid Rasul,
“Lihatlah sejarah para salaf, saat Daulah Ayubiyah di era khilafah Abasiyah menyelenggarakan haflah maulid mereka. Melalui wasilah Shalahuddin Al Ayyubi, ia torehkan catatan sejarah emas yakni pembebasan Palestina dari cengkeraman pasukan salib. Beliau lumpuhkan ksatria Erofa Richard Lion Heart pulang membawa malu dan kehinaan”.

Beliau lanjutkan kisah gemilang yang terjadi pada bulan Maulid. “Di tengah Haflah Maulid Sayyidina Muhammad Saw, Cucu Utsmany Urteglu, Muhammad al Fatih taklukkan Konstantinovel. Sebab Syaikh Aaq Yamsuddin paham dan sadar dan ajarkan bahwa bisyarah itu hanya bisa wujud dengan sunnah beliau jihad futuhat islamiyyah

Karenanya sunnah futuhat itu, shahabat Abu Ayub Al Anshari ra beliau bangga, sebab cita-citanya ingin mendengar tapak kaki kuda Al Fatih melewati sisi kuburnya menjadi kenyataan. Sungguh benar bisyarah Nabiyyina Sayyidina Muhammad Saw latuftahanna qasthantiniyyah. Falani’mal amiru amiruha walani’mal jays dzalikal jaisy.

Beliau pun menyeru kepada para ulama, kyai dan seluruh hadirin yang ikut dalam Multaqa Aswaja di Madura ini dengan seruan yang sama.

Yaa Rasulallah, hari ini di Haflah Maulidmu. Saksikanlah kami bertekad:
1. Menghidupkan kembali warisanmu. fasatukunu khulafau fataktsur.
2. Bersemangat untuk menjadi bagian dari atthoifah addzahirah yang dengan pertolongan Allah bisa mewujudkan cita-cita mu Yaa Rasulullah : tsumma takuunu khilafatan ala minhajinn nubuwwah
3. Yaa Rasulallah melalui Haflah Maulidmu kami bertekad menyongsong cahaya Maulidmu yang menyinari langit Ummu Qara hingga Negeri Syam. Karena kemuliaan Maulidmu Insya Allah Romawi, Erofa ditaklukkan, Patung Liberty akan terjungkal.

Beliau pun mengakhiri dengan doa, “Yaa Rasulallah di saat Maulidmu, Allah padamkan api Majusi, Persia dan pilar-pilar Istana Kisra pun runtuh. Maka biidznillah binashrillah tembok besar komunisme China pasti roboh tak tersisa. Berikut agen, para agen, dan jongosnya. Yaa Rasulallah, kami malu kepadamu hari umatmu terpuruk dan hina. Palestina tempat batu mi’rojmu terkotori teroris Zionis Israel. Darah umatmu tercecer di Suriah dan Irak. Para wanita muslimah mulia Uygur diperkosa tentara negara poros proyek OBOR jahat. Saudara-saudara kami di Arakan Birma terusir, terbunuh, tempat tinggalnya dibakar, Yaa Rasulallah, para penguasa dzalim membiarkan mulut kaum munafiq menista Islam, liwa dan rayah mu, kitabmu dan Rasulmu”. []