SuaraInqilabi– Perbincangan tentang penusukan Wiranto masih terus bergulir di media sosial. Warganet terpolarisasi menjadi dua kelompok, yang pertama tidak percaya terhadap kejadian itu alias menyebut itu rekayasa, yang kedua percaya dengan peristiwa tersebut.
Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne mengangkat tema itu dalam tayangannya Selasa ( 15/10). Analis Media Rustika Herlambang yang menjadi narasumber acara itu mengungkapkan, alasan ketidakpercayaan masyarakat terhadap apa yang terjadi pada diri Wiranto masih besar.
Ia menjelaskan, awalnya Wiranto mendapat empati cukup besar di awal kejadian, lalu berubah. Masyarakat tidak empati. “Karena salah satunya adalah, mohon maaf, beberapa informasi yang disampaikan ke masyarakat itu tidak masuk di akal mereka,” kata Rustika.
Ia mencontohkan, muncul pernyataan bahwa darah yang keluar dari Pak Wiranto itu sebanyak 3,5 liter. Isu ini akhirnya besar.
“Kedua adalah, kenapa informasi yang muncul dari politisi, bukan dari dokter, jadi itu sih yang jadi pertanyaan.”
Menurutnya, kesimpangsiuran informasi terkait Wiranto membuat publik tidak percaya dan ragu-ragu.
Karni Ilyas sendiri menyayangkan pihak rumah sakit yang tidak cepat memberikan informasi, sehingga muncul dugaan rekayasa. “Dan kalau tidak ada masa dirawat sekian lama, lagipula kalau itu rekayasa, sudah berapa orang yang melihat Pak Wiranto ke rumah sakit, pastilah ketahuan bahwa rekayasa.”
Yang lebih disayangkan lagi, pihak RSPAD Gatot Subroto pun tidak bersedia hadir di acara ILC. “Kita malam ini kami mencoba mengundang dari RSPAD, tapi tidak ada yang bersedia datang,” kata Karni. []