JAKARTA (Suara Inqilabi)- Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Persatuan Isalam (Hima Persis ) DKI Jakarta menyelenggarakan Forum Group Discussion yang bertemakan Karhutla Melanda Negeri: Indonesia dalam Himpitan Korporasi dan Oknum Pejabat Negeri.
Diskusi bertempat di Ma’had Usman Bin Affan Jakarta Timur pada Sabtu, 21 September 2019.
Diskusi tersebut di hadiri oleh Wahyu Perdana dari Manajer Kampanye Eksekutif WALHI, Ceceng Kholilulloh dari Sekjend PP Hima Persis, dan Ilham Nur Hidayatullah selaku Ketua PW Hima Persis DKI Jakarta.
Diskusi tersebut di selenggarakan untuk menkaji lebih dalam kejadian Karhutla di Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Jambi.
Dampak dari karhutla mengakibatkan sebanyak 39.277 warga di Provinsi Riau menderita Infeksi Saluran pernafasan Akut (ISPA) akibat polusi Karhutla yang mulai pekat sejak bulan agustus hingga awal september ini.
Sementara menurut data yang dilansir situs iku.menlhk.go.id secara harian pada 16 September 2019, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di palangkaraya Kalimantan Selatan mencapai angka 500. Artinya kualitas udara di palangkaraya berada pada level berbahaya.
Kabid kajian Ilmiah Hima Persis DKI menyatakan bahw akibat karhutla berdampak sangat luas dan masyarakat yang paling merasakan dampak tersebut.
”Akibat dari karhutla ini berdampak kepada kerugian sosial berupa hilangnya hutan sebagai sumber mata pencaharian, penghidupan, dan identitas masyarakat adat. Tidak hanya itu, ada juga kerugian ekologi, seperti hilangnya habitat tempat keanekaragaman hayati flora dan fauna berada, di barengi juga oleh kerugian ekonomi dan buruknya kesehatan,” ungkap Fahri Faturahman
Sementara itu Wahyu Perdana mengapresiasi Kegiatas Diskusi yang diselenggarakan oleh temen Hima Persis DKI yang peduli dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Kaum muda dalam kasus karhutla harus melakukan gerakan konkret membantu saudara di Riau dan lantang untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan yang di rasa mengganjal.
”Hima persis DKI selaku Kaum muda harus bergerak konkret membantu saudara-saudaranya di Riau seperti membuka rumah sehat, rumah oksigen atau membagikan masker sesuai standarnya. Selain itu, kaum muda harus juga memiliki keberanian untuk terus mengkritisi kejahatan-kejahatah lingkungan yang dilakukan oleh korporasi dan oknum pejabat negari,” ucap Manajer Kampanye Eksekutif Walhi
Selanjutnya sekjen PP Hima persis berpendapat bahwa Karhutla harus segara dibereskan dengan seksama dan ditingkatkan statusnya menjadi Bencana Nasional.
”Karhutla harus di tingkatkan statusnya menjadi Bencana Nasional supaya segera di pulihkan dan dibereskan,” ungkap Ceceng Kholilulloh.
Pada akhir diskusi, mewakili PW Hima persis DKI Jakarta, Fahri Faturahman selaku Bidang Kajian Ilham. Menyatakan Sikap Bahwa PW Hima Persis DKI ikut merasa terluka atas kejadian Karhutla yang menimpa Saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air.
”Kami mendesak kepada pihak pemerintah untuk usut tuntas pelaku kejahatan kebakaran hutan dan lahan, jangan ada kompromi, dan harus dilakukan dengan penanganan luar biasa. Karena ini kejahatan luar biasa, yang banyak merugikan dan makan korban,” jelasnya.
Lebih lanjut pak Kabid Kail juga menyampaikan.
”Kami mendesak kepada pihak Pemerintah untuk menetapkan Karhutla statusnya sebagai Bencana Nasional karena telah merugikan dan memakan korban Sebanyak 39.277 warga di Provinsi Riau menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) serta lahan seluas 328.724 Hektar, artinya hampir lima kali luas Jakarta, dan berbagai kerugian ekonomi dan sosial. Sekali lagi banyak yang di rugikan,” pungkas Fahri Faturahman. [] Syahid
sumber: persis.or.id