Jakarta-SuaraInqilabi- Pemerintah Pusat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membuat empat strategi yang akan secara konsisten dilakukan untuk menguatkan kebijakan physical distancing sebagai strategi dasar demi mengatasi pandemik virus corona atau Covid-19.
Jurubicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Ahmad Yurianto, menjelaskan, strategi pertama adalah gerakan masker untuk semua yang mengampanyekan kewajiban memakai masker saat berada di ruang publik atau di luar rumah.
“Karena kita tidak tahu apa orang di sekitar kita menderita Covid-19 tanpa gejala atau biasa disebut tanpa gangguan. Karenanya dengan pakai masker, kita yakini kita enggak rentan pada penularan Covid-19 ini,” kata Yuri di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (8/4).
Strategi kedua, adalah penelusuran kontak (tracing) dari kasus positif yang dirawat dengan menggunakan tes cepat. Di antaranya adalah pada orang terdekat, tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19, serta pada masyarakat di daerah yang ditemukan kasus banyak.
Kemudian strategi ketiga yakni edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada sebagian hasil tracing yang menunjukan hasil tes positif dari rapid tes atau negatif dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri.
“Isolasi ini bisa dilakukan mandiri atau berkelompok seperti diinisiasi oleh beberapa kelompok masyarakat. Ini positif dan patut diapresiasi. Sehingga saudara kita bisa lakukan dengan baik tanpa ada stigmatisasi dan upaya mengucilkan,” ujarnya.
Dari kelompok inilah, lanjut dia, jika kemudian dilakukan tes ulang ditemukan positif atau keluhan klinis yang memburuk, baru akan dilakukan pengecekan antigen melalui metode PCR demi efektifitas pemeriksaan.
“Sampai sekarang kita sudah laksanakan pemeriksaan lebih dari 15 ribu. Ketersediaan Reagen untuk PCR sudah ada sampai 200 ribu. Tes PCR kita tes untuk menegakan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah sehingga persentase positif dari PCR ini relatif tinggi,” tuturnya.
Strategi keempat adalah isolasi rumah sakit yang dilakukan kala isolasi mandiri tidak mungkin dilakukan, seperti karena ada tanda klinis yang butuh layanan definitif di rumah sakit.
Termasuk dilakukan isolasi di RS Darurat baik di Wisma Atlet ataupun di Pulau Galang yang akan diikuti beberapa daerah untuk melakukan isolasi kasus positif dengan gejala klinis ringan hingga sedang yang tidak mungkin laksanakan isolasi mandiri.
“Puncaknya adalah RS rujukan, untuk penanganan kasus dengan keluhan sedang hingga berat yang butuh peralatan bantu yang spesifik termasuk ventilator. Strategi ini kita lakukan dalam rangka mengefektifkan, mengefisiensikan dan tepat sasaran saat kita gunakan sumber daya yang kita miliki. Inilah langkah-langkah yang dilakukan dan akan terus konsisiten dilakukan,” ucap Yuri menambahkan.
Kendati demikian, Yuri mengingatkan bahwa ujung tombak penanggulangan ini adalah masyarakat. Hal-hal yang harus dilakukan masyarakat yakni menggukanakan masker kain, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, hindari kerumunan, dan tidak melakukan perjalanan ke manapun, ke luar rumah hanya diperlukan.
“Bagaimana pondasi mencegah penularan diperkuat. Gunakan masker kain, karena masker bedah dan N95 hanya untuk petugas medis. Kita bisa lindungi diri kita, keluarga kita, tetangga kita dan bangsa kita. Hanya kita dan kita sajalah yang bisa lindungi bangsa ini hadapi Covid-19,” tutupnya. [] Rmol