Diduga Keracunan, Pelajar Jember Tewas usai Minum Minyak Campur Bawang saat Diklatsar

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Jember-  Seorang siswa SMA 2 Negeri Jember Rafditya (17) meregang nyawa saat mengikuti Diklatsar penerimaan anggota baru organisasi pecinta alam sekolah tersebut, pada Sabtu (21/12) malam.

Penyebab kematiannya, diduga karena tidak sengaja korban meminum minyak bercampur bawang.
Dari informasi yang dihimpun, korban tergesa-gesa meminum cairan yang pengusir nyamuk itu karena kehausan.
Kala itu, korban bersama 14 temannya berjalan kaki dari Dusun Silo, Desa Suci, Kecamatan Panti.
“Mereka mendirikan pos istirahat di Dusun Silo untuk juga memarkir sepeda motor,” ujar Ketua Badan Perwakilan Desa Suci, Muhammad Syaiful Haq, Sabtu (21/12).
Sedangkan, tempat yang hendak dituju untuk berada dalam area perkebunan karet di Afdeling Kali Klepuh, Kebun Gunung Pasang milik Perusahaan Daerah Perkebunan Kahyangan Jember.
Rute yang dilalui untuk sampai ke lokasi orientasi harus melewati jalan setapak sejauh 10 kilometer dalam kawasan Perkebunan Sentool milik Kodam V Brawijaya.
“Jauhnya perjalanan harus istirahat. Mungkin kelelahan, tanpa disadari korban minum minyak, dia kira air,” Syaiful memperkirakan.
Korban seketika muntah-muntah dan pingsan. Sehingga, teman-temannya berusaha meminta tolong dengan membawa korban ke Balai Desa Suci.
Syaiful mengatakan, saat tiba di Balai Desa, dan diperiksa oleh petugas medis Puskesmas Suci, ternyata korban sudah tidak bernyawa.
Kemudian, petugas medis merujuk korban ke RSD dr. Soebandi untuk dilakukan visum terhadap korban.
Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal menyatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan.
“Untuk memastikan korban meninggal dunia karena ada unsur kesengajaan pihak lain atau tidak. Tapi disinyalir keracunan,” terangnya.
Apalagi, dari dokumen yang masuk ke Desa Suci, permohonan ijin kegiatan melalui surat resmi dari pihak sekolah.
Alfian membenarkan pihak sekolah mengetahui kegiatan tersebut. Namun, pihak sekolah tidak melakukan pendampingan langsung oleh sekolah.
“Itu akan kita dalami. Apakah ada unsur kelalaian. Sementara interogasi awal dari 3 siswa yang bersama korban,” urai Alfian. [] KP
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *