Multaqo Ulama – Malang (3/11). “Demokrasi itu lebih kuno dibandingkan dengan sistem Khilafah,” tegas Gus Azizi Fathoni (Khadim Kuttab Tahfidz Al-Utrujah Kota Malang), dalam Multaqo Ulama Ahlussunnah wal Jamaah se-Malang dan Batu pada Sabtu (2/11) sore hingga malam.
“Mengapa sistem demokrasi lebih kuno? Karena demokrasi itu lahir sekitar tahun 508 Sebelum Masehi (SM), sedangkan sistem Khilafah yang dituntunkan Rasulullah Muhammad SAW di sekitar tahun 622 Masehi (M), jadi selisih sekitar 1130 tahun,” terangnya.
Tema “Merajut Ukhuwah untuk Mewarisi dan Mengamalkan Syariat Rasulullah” terpampang sebagai latar pada acara multaqo yang digelar di salah satu aula di kawasan Malang ini. Tidak kurang dari 30an ulama dan tokoh masyarakat dari Kota Malang, Kota Batu, hingga para Da’i, Ustadz, dan guru ngaji dari lereng Gunung Kelud wilayah Kabupaten Malang seperti Kasembon, Ngantang, juga Pujon turut hadir dalam acara tersebut. Panitia pelaksana menggagas acara dalam rangka merekatkan ukhuwah antar ulama sekaligus bersama-sama menyikapi berbagai persoalan aktual yang terjadi.
Gus Azizi yang berkesempatan memberikan taushiyah sesi terakhir menegaskan bahwa kaum muslim dalam ber-Islam haruslah Kaffah.
“Artinya mengambil seluruh ajaran Islam dan syariat-syariat Islam, melaksanakan seluruh yang diperintahkan-Nya, dan meninggalkan seluruh yang dilarang-Nya, dan untuk tujuan itu meniscayakan tegaknya institusi Khilafah,” bebernya.
Gus Azizi dalam kesempatannya, menyampaikan materi dengan mengutip dan menampilkan puluhan pernyataan ulama mu’tabar berkenaan topik Khilafah dalam berbagai kitab-kitab mereka.
“Bahwa tidak ada perbedaan pendapat tentang wajibnya khilafah pada ulama-ulama yang lurus, sedangkan kebalikannya yang tidak mewajibkan khilafah justru dari golongan-golongan yang menyimpang,” simpulnya usai menampilkan kutipan-kutipan para ulama perihal topik Khilafah.
“Kewajiban menegakkan Khilafah adalah kewajiban yang azasi diantara kewajiban-kewajiban yang lain, dan merupakan kewajiban yang paling agung dalam mengatur & menjamin kemaslahatan umat manusia, karena banyak kefardhuan- kefardhuan lain yang bergantung dengan tegaknya Khilafah, berbeda dengan sekulerisme yang memisahkan antar pemimpin pemerintahan dengan pemimpin agama, justru dalam kepemimpinan Islam itu menunjukkan pemimpin agama sekaligus pemimpin politik/pemerintahan. Itulah hebatnya Islam,” imbuhnya.
Multaqo Ulama yang berlangsung dari sore hingga malam pukul 22.30an ini nampak berlangsung penuh nuansa kekeluargaan. Pada waktu sholat dilaksanakan solat fardhu berjamaah dan kultum yang disampaikan oleh Kyai Drs. Lukman Hakim (Pimpinan Majelis Ta’lim Tombo Ati dan Praktisi Ruqyah Syar’iyyah Malang), kemudian dilanjutkan santap malam bersama.
Taushiyah juga disampaikan ulama lainnya, antara lain KH. Abdul Qoyum (Pimpinan Majelis Ta’lim Pondok Bambu Al-Islam Kota Malang sekaligus Koordinator Forum Komunikasi Ulama/FKU Aswaja Malang Raya), dan Ust. Ahmad Agus (Pengasuh Majelis Taklim Safinatun Najah Kota Batu, alumni Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang). [ary/ard]