Kupang – Angin kencang melanda Desa Oebelo, Kecamatan Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Minggu lalu.
Anging kencang disertai hujan tersebut berlangsung sekitar pukul 14.00 WITA.
Di antara sejumlah korban, satu orang di antaranya adalah bayi berusia 4 bulan yang diterbangkan angin hingga 40 meter.
Bayi tersebut kemudian ditemukan selamat di tumpukan seng meskipun ditemukan luka benturan.
Peristiwa tersebut bermula saat Otilia Grasa Gomes (sang ibu) dan anak ketiganya Raykal Tamonob yang masih berusia 4 bulan sedang tidur siang.
Saat itu, Raykal tidur lelap di ayunan yang digantungkan pada kayu atap rumah.
Tak lama kemudian hujan lebat turun bersama angin kencang turun di Desa Oebelo.
Saking kencangnya angin tersebut, atap rumah milik Otilia diterbangkan. Karena ayunan tempat Raykal tidur terikat di kayu atap, maka bayi raykal pun ikut terangkat dan diterbangkan angin.
Bayi pasangan Ady Tamonob dan Otilia Grasa Gomes tersebut terbang sejauh sekitar 40 meter dari rumahnya lalu terjatuh di atas tumpukan seng.
Hampir 30 menit Otilia dan kerabatnya mencari Raykal. Otilia kemudian mendengar suara tangisan anaknya dan menemukannya di antara tumpukan seng.
“Kami memang tidak menduga kalau akan ada angin kencang. Kami pikir hanya hujan biasa jadi kami tidur. Saya sudah biasa menidurkan bayi saya di ayunan berbentuk gantungan kain kalau saya sedang sibuk kerja,” ujar Otilia, kepada sejumlah wartawan, Senin 25 November 2019.
Bayi Raykal kemudian dibawa ke RSUD SK Lerik Kota Kupang untuk mendapatkan bantuan oksigen dan perawatan intensif.
Sang ibu sempat khawatir karena kepala Raykal sempat terbentur benda keras.
Setelah kejadian tersebut Otilia membawa dua anaknya yang lain ke rumah sakit untuk menemani Raykal yang sedang menjalani perawatan.
Selama ini Otilia mengasuh anaknya seorang diri karena sang suami bekerja di Kalimantan.
Setelah disapu angin kencang, ia juga belum mengetahui kondisi rumahnya
Dilansir dari Tribunnews.com, Gilberto Grasa Gomes (56) ayah Otilia bercerita bahwa rumah tersebut sudah dua kali rusak akibat hujan disertai angin kencang selama dua tahun terakhir.
“Rumah saya ini baru saya bangun menggunakan uang pensiunan, baru satu bulan lebih kami tinggali,” kata Purnawirawan TNI tersebut. [] terkini