Setelah Satu Dekade Berdebat, Austria Akhirnya Berlakukan Larangan Merokok

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Menghisap rokok sambil menikmati segelas bir atau sepiring hidangan akan menjadi sejarah masa lalu di Austria setelah larangan merokok di bar dan restoran diberlakukan. Denda besar menanti para pelanggarnya sebab negara itu berusaha menghapus julukan “asbaknya Eropa”.

Dilansir DW, Austria mulai memberlakukan larangan merokok di bar dan restoran mulai hari Jumat (1/11/2019), menjadikan negara itu seperti kebanyakan negara Eropa lain.

Larangan merokok di dalam ruangan itu diberlakukan setelah disahkan oleh parlemen pada bulan Juli.

Sebelum undang-undangnya berlaku, warga Austria masih diperbolehkan menyulut rokok sambil makan dan minum di bar dan restoran yang luasnya lebih dari 50 meter persegi, dan asalkan dilakukan di ruang atau tempat terpisah. Namun, aturan itu tidak benar-benar ditegakkan.

Sekarang, larangan merokok berlaku di semua tempat dan dikawal dengan denda tinggi, sehingga diharapkan dapat menimbulkan efek jera. Perokok yang melanggar larangan diharuskan membayar 1.000 euro dan pemilik tempat yang membiarkan oran merokok akan didenda 2.000 euro dan naik hingga 10.000 euro untuk pelanggaran berulang.

Larangan merokok itu mencakup shisha dan rokok elektrik.

Dari 8,8 juta penduduk Austria sebanyak 25% di antaranya perokok, bandingkan dengan rata-rata negara Eropa 18%.

Saat ini, 17 negara anggota Uni Eropa memberlakukan larangan merokok komprehensif.

Irlandia, Inggris, Yunani, Bulgaria, Malta, Spanyol dan Hungaria termasuk negara yang memiliki larangan paling ketat, dengan melarang merokok di semua tempat umum tertutup, di transportasi umum dan di tempat kerja.

Di Republik Ceko, terserah pemilik bar apakah akan mengizinkan pengunjungnya merokok atau tidak.

Di Denmark, merokok dilarang di tempat-tempat tertutup kecuali di wilayah Kopenhagen, di mana merokok masih diperbolehkan di bar berukuran di bawah 40 meter persegi.

Perdebatan mengenai larangan merokok itu berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun, sebab Partai Kebebasan –partai kanan jauh yang dipimpin oleh seorang politisi perokok berat– menentang larangan tersebut. [] Ama Farah/Hdh

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *