Press Release Hizbut Tahrir Malaysia (HTM): JAIS Sudah Hilang Rasa Malu, Maka Berbuat Semaunya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

SuaraInqilabi– Benarlah sabda Rasulullah (saw), «إِذَا لمَ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ» “Jika engkau sudah tidak punya rasa malu maka berbuatlah semaumu” [HR Bukhari]. Hadist ini mengandung sindiran tajam berupa peringatan dari Rasulullah (saw) kepada umatnya agar menjauhi segala perkara yang diharamkan oleh Allah (swt). Di samping itu, Rasulullah (saw) mengkabarkan kepada kita bahwa siapa saja yang sudah tidak punya sifat malu, maka dia akan melakukan apapun perkara yang ia mau secara terang-terangan tanpa rasa bersalah dan tanpa rasa takut kepada Allah (swt), walaupun hakikatnya apa yang ia lakukan itu merupakan suatu kesalahan yang amat jelas. Begitulah apa yang dilakukan oleh Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) kepada Hizbut Tahrir. Terbaru, JAIS telah memasukkan nama Hizbut Tahrir dalam doa pada khutbah Jumaat, menggantikan nama Syiah yang selama ini sering disebut, sebagai ajaran yang telah difatwakan sesat di Selangor.

Selain bisa diakses dengan mudah di laman sesawang rasmi JAIS, banyak anggota Hizbut Tahrir yang bersholat Jumaat di sekitar Selangor mendengar sendiri para Khatib membaca teks khutbah yang bertajuk “Bijak mengurus keuangan pribadi” yang dikeluarkan oleh Unit Khutbah, Bagian Pengurusan Masjid, JAIS, yang menyebut di dalam doa pada khutbah kedua “Justeru kami pohon kehadrat-Mu ya Allah…Peliharalah  kami  dari ajaran yang  keluar  dari  Islam  seperti Qadyani  dan  ajaran-ajaran  yang  difatwakan  sesat seperti Hizbut  Tahrir”. La haula wa la quwwata illa billah… Nampaknya JAIS tidak pernah puas membidik Hizbut Tahrir. Setelah kalah secara intelektual dalam menjawab bantahan yang Hizbut Tahrir keluarkan terhadap fatwa mereka, maka mereka menggunakan kekuasaan untuk menghalangi dakwah Hizbut Tahrir. Tidak cukup dengan fitnah dan pembohongan di semua corong dan lorong, penangkapan telah mereka lakukan dan menyeret kami ke mahkamah pun telah (dan sedang) mereka lakukan. Tidak cukup dengan para syabab (pemuda) Hizbut Tahrir, Muslimah Hizbut Tahrir pun mereka tangkap dan akan turut diseret ke mahkamah. Benarlah sabda Rasulullah (saw) bahwa jika orang itu sudah tidak punya malu, maka mereka akan melakukan apa saja yang mereka mau!

JAIS sudah tidak punya malu sedikit pun untuk mencemarkan rumah-rumah Allah (swt) dengan fitnah keji yang mereka lontarkan kepada Hizbut Tahrir. Ini bukanlah kali pertama, dan bukan juga kali kedua JAIS menggunakan mimbar Jumaat untuk menyebarkan fitnah atas Hizbut Tahrir, walhal Hizbut Tahrir telah mengingatkan mereka berkali-kali. JAIS sudah tidak punya rasa malu sedikit pun untuk membohongi umat Islam bahwa Hizbut Tahrir adalah sebuah gerakan sesat, walaupun hakikatnya mereka tidak dapat membuktikan satu pun tuduhan sesat dalam fatwa yang mereka keluarkan! JAIS sudah tidak punya rasa malu sedikit pun kepada Allah (swt) apabila mereka sepatutnya menjalankan kuasa yang diamanahkan kepada mereka untuk menjaga Islam, sebaliknya digunakan untuk menghalangi perjuangan Islam dengan memfitnah sebuah gerakan Islam yang berjuang siang dan malam untuk mengembalikan Islam secara kaffah di bawah naungan Khilafah. Bermula dengan khutbah yang terbaru ini, tidak mustahil selepas ini nama Hizbut Tahrir akan terus disebut dalam khutbah-khutbah yang akan datang karena orang yang sudah tidak tahu malu akan sanggup melakukan apa saja! Benarlah sabda Rasulullah (saw) bahwa siapa saja yang sudah tidak punya rasa malu akan pasti melakukan semaunya (tanpa peduli halal dan haram).

Kepada mereka yang masih ada sedikit keikhlasan dalam JAIS, kami menyeru agar kalian menghentikan segala fitnah dan dosa ini agar kalian dapat bertemu dengan Allah (swt) dengan hati yang tenang, pada hari di mana tidak ada gunanya segala kekuasaan, harta dan anak-anak. Kepada mereka yang tetap memilih kegelapan, maka silahkan berbuat semau kalian, teruskanlah memfitnah Hizbut Tahrir sehingga ajal menjemput kalian jika itulah yang dapat memuaskan hati kalian. Gunakanlah mimbar masjid setiap minggu, dan jika kalian masih belum puas, gunalah mimbar tersebut setiap hari sebanyak lima waktu untuk melontarkan segala fitnah dan kebohongan kalian atas Hizbut Tahrir. Kalian berkuasa untuk berbuat demikian di dunia ini. Justru, sebagaimana yang kalian mau dan dengan sifat malu yang sudah tidak ada pada kalian, gunalah kuasa kalian sepenuhnya sehingga pada hari kalian bertemu dengan Pemilik Kekuasaan yang sebenarnya, Pemilik Kekuasaan bagi langit dan bumi!

Kepada para Khatib yang membacakan khutbah dan tidak menyebut Hizbut Tahrir di dalam khutbah mereka karena mengetahui bahwa Hizbut Tahrir tidak sedemikian, semoga Allah (swt) membalas kebaikan kalian dan kami doakan agar Allah (swt) terus memberi keberanian kepada kalian dalam menyampaikan kebenaran. Kepada para Khatib yang membacakan khutbah (fitnah) tersebut sepenuhnya, kami doakan agar Allah (swt) mengampuni kalian jika kalian tidak berniat untuk memfitnah Hizbut Tahrir. Kami berharap agar kalian tidak membiarkan diri kalian dan rumah-rumah Allah (swt) yang penuh kemuliaan itu diperalat oleh  atasan kalian yang tidak bertanggungjawab. Dalam waktu yang sama, kami juga ingin memberi sedikit peringatan kepada semua bawahan (JAIS) yang hanya menuruti segala arahan atasan tanpa memperhatikan halal dan haram, dengan alasan lazim “Kami hanya mengikut arahan” bahwa alasan tersebut sekali-kali tidak akan dapat menyelamatkan kalian di padang Mahsyar kelak. Sesungguhnya Allah (swt) berfirman,

﴿وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ ۖ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ﴾

“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah (yang menjadi pengikut) kepada orang-orang yang sombong (yang menjadi pemimpinnya), ‘Sesungguhnya kami dahulu (di dunia) adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindar daripada kami sedikit dari azab Allah?’ Mereka (pemimpin) menjawab, ‘Kalaulah Allah memberi petunjuk kepada kami, nescaya kami dapat memberi petunjuk kepada kamu. (Sekarang) sama saja bagi kita, sama ada kita mengeluh atau kita bersabar, sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri (dari azab Allah)” [Ibrahim (14):21].

Abdul Hakim Othman

Jurucakap Hizbut Tahrir Malaysia

Sabtu, 13 Safar 1441 H
12/10/2019 M
Ruj: HTM 1441 / 02

 

Redaktur/alih bahasa: Gesang

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *