Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Malaysia, Umar Hussein: Chin Peng, Apa yang Berbahaya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ustadz Umar Hussein (Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Malaysia)

Agak panas mengenai isu bekas pemimpin Partai Komunis Malaya (PKM), Chin Peng yang dibawa pulang ke negara ini. Tindakan tersebut telah menggores perasaan korban kekejaman komunis serta keluarga mereka, terutama dalam kalangan polisi, tentara serta pihak-pihak yang terlibat secara langsung. Sejarah hitam kekejaman komunis di Malaysia pastinya tidak dapat dilupakan oleh banyak pihak. Namun, dalam masa yang sama ada pihak yang melihat Chin Peng dan pengikut PKM sebagai pejuang kemerdekaan yang menentang penjajahan Inggris dan mencoba menjustifikasikan kekejaman yang dilakukan oleh partai komunis tersebut.

Kita tidak nafikan terdapat segelintir pihak, termasuk umat Islam yang telah terpengaruh dengan idealisme yang dibawa oleh komunis. Golongan ini berasal dari mereka yang kecewa dengan apa yang terdapat dalam sistem demokrasi bawaan ideologi kapitalisme yang penuh dengan ketidakadilan dan penindasan kepada manusia, khususnya dari sudut ekonomi. Mereka melihat realitas di mana sistem kapitalisme hanya menguntungkan golongan pemilik modal dan elit politik yang bersekongkol dengannya, sekaligus menjadikan rakyat (golongan bawah) dan khususnya kaum buruh, hidup dalam keadaan tertindas dan serba kekurangan.

Walaupun hakikatnya isu Chin Peng tidak membawa dampak yang berbahaya kepada masyarakat atau negara, namun kita mesti melihat lebih jauh bahwa wujudnya usaha untuk “mengakui” perjuangan dan ideologi yang dibawa oleh bekas pemimpin PKM itu, dengan membawa pulang ke Malaysia. Ideologi komunisme ternyata masih belum lenyap walaupun blok sosialis (yang di dalamnya terkandung ide komunisme) secara lahirnya telah lenyap dalam politik dunia. Politik dunia hari ini telah didominasi oleh negara-negara Barat sebagai blok kapitalis, setelah tumbang dan terpecahnya Uni Soviet pada awal 90-an.

Sosialisme-komunisme adalah sebuah ideologi yang berasal dari akal manusia dan lahir daripada akidah materialisme, sebuah akidah yang memandang bahwa alam semesta, manusia dan kehidupan hanya merupakan material belaka. Material ini ada dengan sendiri dan mengalami evolusi dengan sendirinya tanpa adanya Pencipta (Al-Khaliq). Dengan kata lain akidah materialisme ini menafikan kewujudan Allah (swt) dan menafikan kewujudan alam akhirat. Bahkan, penganut akidah ini memandang bahwa keyakinan terhadap Tuhan sebagai sesuatu yang bahaya bagi kehidupan dan mengibaratkan keyakinan terhadap agama sebagai “candu” bagi masyarakat.

Kita perlu sadar bahwa dalam isu ini, aspek penting yang perlu diperhatikan adalah ideologi komunisme itu sendiri, bukannya Chin Peng. Bolosnya Chin Peng ke negara ini tidak membawa bahaya apapun, tetapi bolosnya ideologi sosialisme-komunisme sejak puluhan tahun lamanya dan masih bertahan hingga kini, inilah yang telah ‘membahayakan’ masyarakat di negara ini, khususnya umat Islam, karena ideologi tersebut bukan saja bertentangan dengan fitrah manusia, malah bertentangan dengan akidah Islam itu sendiri.

Apa pun itu, umat Islam perlu sadar bahwa ideologi kapitalisme yang dianut oleh negara ini jauh lebih ‘berbahaya’ berbanding ideologi komunisme. Sebagaimana komunisme, ideologi kapitalisme juga berasal dari akal manusia, yang menjadikan ‘manfaat’ (bukannya halal-haram) sebagai tolok ukur kehidupan. Kedua ideologi ini bertentangan dengan Islam dan wajib ditolak. Kedua-duanya telah terbukti menindas manusia dan membawa kesengsaraan kepada seluruh umat manusia. Kita seharusnya ‘membuang’ kedua ideologi ini dan mengembalikan ideologi Islam ke dalam kehidupan dan ke dalam pemerintahan negara.

Red: Gesang G. Raharjo

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *