Palestina Butuh Tentara Bukan Seruan Belaka

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Palestina Butuh Tentara Bukan Seruan Belaka

Oleh : Nining Ummu Hanif

Serangan Israel terhadap Palestina yang terjadi sejak Sabtu 7 Oktober 2023 adalah sebuah genofsida. Genosida Israel terhadap Palestina ini tentu menimbulkan dampak negatif, termasuk puluhan ribu korban jiwa terutama anak- anak. Tindakan Israel itu adalah upaya menghancurkan rakyat Palestina atas nama pendudukan. Israel tidak hanya menyerang tentara Hamas tetapi juga meluluhlantakan semua bangunan pengungsian, rumah sakit, membunuh wanita dan anak-anak , bahkan menghalangi berbagai bantuan kemanusiaan dari negara lain.

 

Berbagai dukungan pro Palestina datang dari berbagai belahan dunia, baik negara maupun organisasi intenasional. Demonstrasi mengecam genosida Israel atas Palestina bahkan aksi pemboikotan terhadap produk- produk Israel dilakukan juga oleh dunia Internasional.

 

Sehubungan dengan hal tersebut , belum lama ini Puan Maharani, ketua DPR/MPR RI dihadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua- Bali , Minggu 1 September 2024 menyampaikan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Puan juga menegaskan niat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui forum kerjasama antara Indonesia dan Afrika. Dia juga mendorong perdamaian di wilayah konflik lainnya seperti Ukraina yang terlibat perang dengan Rusia.(suarabali.id, 1/9/24)

 

Menurut Puan, parlemen perlu lebih aktif berkontribusi menyelesaikan berbagai persoalan global termasuk harus mendorong terciptanya perdamaian , mengingat berbagai krisis di dunia berdampak langsung bagi rakyat di negara Indonesia. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, bahwa parlemen bukan sekadar badan legislatif, mereka juga berfungsi sebagai jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik. Retno mengatakan dengan memanfaatkan jaringan parlemen, untuk memobilisasi tekanan publik internasional dapat mengakhiri agresi dan genosida di Palestina, mendukung bantuan kemanusiaan dan memajukan solusi dua negara.(tvnews.com,1/9/24)

 

Seruan Hanya Pencitraan

 

Seruan menghentikan genosida Israel atas Palestina tidak hanya oleh Puan Maharani, atau Menlu Retno Marsudi tetapi jauh sebelumnya dukungan pro Palestina tidak hanya dilakukan oleh orang- orang muslim bahkan oleh lembaga- lembaga internasional dan penguasa negeri- negeri muslim sejak dimulainya serangan Israel atas Palestina. Namun nyatanya seruan itu tidak berdampak apa- apa , tidak berhasil membuat Israel menghentikan aksi kejinya. Bahkan kebiadaban Israel menjadi- jadi menambah rakyat Palestina makin menderita.

 

Apa yang dilakukan oleh para penguasa negeri- negeri muslim itu bisa disebut hanya pencitraan belaka. Hanya pernyataan sikap yang asal dunia tahu bagaimana posisi mereka atas problem Palestina. Mengirim makanan, obat- obatan, dan sukarelawan tapi itu semua tidak menyentuh akar masalahnya. Misalnya obat-obatan hanya bisa mengobati yang terluka tapi jika Israel masih tetap di Palestina, akan kembali melukai rakyat Palestina begitu seterusnya.

 

Negara yang berada di kanan kiri Palestina seperti Turki, Arab Saudi, Yordania, Mesir tidak berbuat apa- apa. Mesir malah menutup perbatasan Mesir-Gaza ketika pengungsi Palestina hendak menyelamatkan diri. Negara- negara Arab tersebut takut bila mereka menolong Palestina maka sekutu Israel yaitu Amerika akan memusuhi mereka, bisa dengan diboikot, invansi atau bahkan diserang. Negara- negara Turki, Arab, Yordania dan Mesir adalah negara yang berasaskan sekuler dan mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.

 

Akar masalahnya yaitu zionis Israel harus diusir dari tanah Palestina. Hanya dengan cara ini penderitaan rakyat Palestina diakhiri. Jadi bantuan yang diperlukan adalah tentara dan kekuatan perang , menggantikan perlawanan batu dan tangan kosong yang dilakukan selama ini.

 

Islam Solusi Hakiki Palestina

 

Solusi bagi Palestina bukan pula dengan solusi dua negara (two-state solution). Karena tanah Palestina adalah tanah Kharaj yang diperoleh pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Al-Khathab. Kaum Muslimin bahkan tidak boleh menyerahkannya meski sejengkalpun.

 

Satu-satunya solusi hakiki bagi Palestina adalah tegaknya Daulah Khilafah dan hadirnya seorang khalifah yang akan mengusir dan memerangi zionis Israel. Melalui negara, Islam membangun kekuatan ukhuwah (persaudaraan sesama muslim di seluruh dunia) atas dasar akidah. Negara berperan penting dalam menanamkan kesadaran umat terhadap sesama saudara muslim terlebih yang terjajah seperti Palestina. Menggantikan kesukuan dan nasionalisme yang membuat kaum muslim terpecah- pecah dengan

membangun kekuatan ukhuwah islamiyah.

Sebagaimana Firman Allah :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujuraat: 10).

 

Pendidikan dalam khilafah akan membentuk setiap muslim untuk menyeru pada kebenaran. Selain itu khilafah juga bertanggung jawab untuk membina masyarakat dengan kesadaran politik Islam sehingga masyarakat dapat melakukan kewajiban dakwah dan jihad.

 

Dengan kekuatan dan kekuasaan negara khilafah dan kesadaran dari warga megaranya maka akan dengan mudah menggerakkan setiap rakyat untuk berjihad dan mengirimkan kekuatan militer untuk membantu sesama saudara muslim yang sedang terjajah seperti Palestina.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *