Pemain Internasional Jerman yang kini bermain untuk klub Arsenal London, Mesut Ozil, menunjukkan rasa simpatiknya kepada suku minoritas yang berada di China, Uighur. Ia juga turut mengkritik negara dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Islam yang diam melihat kejadian di sana.
Belakangan ini, China mendapatkan kritik dari berbagai kalangan di seluruh dunia atas perlakuannya terhadap Suku Uighur. Masyarakat Uighur ditindas dan ditahan di kamp-kamp khusus.
Menurut temuan PBB pada tahun 2018, seperti yang dikutip dari BBC, sekitar satu juta warga Uighur ditahan di wilayah Xinjiang Barat. Katanya, mereka hanya sedang menjalani program ‘pendidikan ulang’.
Kasus ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, tak terkecuali pesepakbola yang memeluk agama Islam seperti Ozil. Pemain berdarah Turki ini bahkan tak sungkan menyuarakan isi hati melalui media sosial.
Surat Terbuka Ozil
Ozil menyebar pesannya melalui media sosial Instagram miliknya pada hari Jumat (13/12/2019) WIB. Dalam surat itu, ia juga mengkritisi negara-negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam yang memilih diam.
“Qur’an dibakar… Mesjid ditutup… sekolah muslim dilarang… Sarjana religius dibunuh satu per satu… saudara-saudara dikirim ke kamp,” tulis Ozil di Twitter, seperti yang dikutip dari Daily Mail.
“Orang muslim diam. Suaranya tidak terdengar,” lanjut surat dari Ozil, dengan latar belakang berwarna biru dan dilengkapi bendera bintang dan bulan Sabit Turkestan Timur.
Saudara Muslim Terdiam
China sendiri menampik kebedaraan kamp tersebut. Mereka berkelit dan menyebutnya sebagai sekolah kejuruan yang bertujuan untuk membendung ekstrimisme dan kekerasan Islamis.
Ozil juga menyoroti media dan negara-negara barat yang memilih diam. Tidak memberikan perhatian penuh pada kasus yang sedang terjadi saat ini.
“Yang akan teringat beberapa tahun berikutnya bukanlah penyiksaan oleh tirani, tetapi diamnya saudara-saudara Muslim mereka,” tutupnya.
(Daily Mail)
Foto: Mesut Ozil saat menunaikan ibadah umroh
Sumber: Bola.net