Tattoo Malaysia Expo yang berlangsung tiga hari, yang dimulai pada hari Jumat dan menarik peserta dari 35 negara, didukung oleh Kementerian Pariwisata, Seni & Budaya, penyelenggara acara mengatakan di situsnya.
Namun kementerian mengatakan acara tahun ini melanggar standarnya sejak pertama kali diadakan pada 2015, dan berjanji melakukan “tindakan tegas” terhadap penyelenggara.
Gambar-gambar di media Malaysia mengaburkan bagian pribadi pria dan wanita dalam pertunjukan itu.
“Tidak mungkin bagi kementerian untuk menyetujui acara-acara yang memiliki unsur-unsur cabul seperti ini, karena ini bukan budaya Malaysia, apalagi ketika mayoritas orang Malaysia adalah Muslim,” Mohamaddin Ketapi, menteri pariwisata, seni dan budaya, menyatakan.
“Kami akan menunggu laporan investigasi lengkap … dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum jika mereka diketahui telah melanggar ketentuan yang ditetapkan.”
Salah satu penyelenggara acara, Carlos Benny Majakil, mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak berkomentar mengenai masalah ini. (Althaf/arrahmah)