Hari Anak di Tengah Kekejian Tentara Zionis 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Hari Anak di Tengah Kekejian Tentara Zionis 

Oleh: Ani Susilowati, S. Pd.

(Aliansi Penulis Rindu Islam)

 

Setiap tanggal 20 November dunia memperingati hari anak internasional, UNICEF bagian dari salah satu lembaga PBB ini lah yang menginisiasinya. Peringatan ini mempunyai tujuan meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan anak serta mendorong tindakan global untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak (Detik.com / 20/Nov//2024).

 

Sayangnya Tujuan diatas tidak berbanding lurus dengan fakta yang ada saat ini, terbukti bahwa penjajahan zionis masih terus berlangsung dan banyak menelan korban jiwa anak-anak sekolah. Serangan brutal zionis di Palestina sejak 7 Oktober 2023 mengakibatkan 11.825 pelajar tewas, 20 Universitas rusak parah, 51 Universitas hancur seluruhnya, dan 57 Universitas hancur sebagian ( Detik.com/ 29/10/24). Di Gaza sebanyak 441 guru dan staf sekolah terbunuh, 2491 luka-luka. Sedangkan di tepi Barat sebanyak 2 staf sekolah tewas , 17 luka-luka, 139 lainny ditahan . Syahidnya para guru , rusaknya gedung sekolah, dan Universitas membuat anak-anak Palestina tidak lagi mendapatkan pendidikan, sarana pendidikan, dan kurikulum yang layak.

 

Zionis telah merampas ruang hidup anak-anak Palestina termasuk hak pendidikan. Sungguh bentuk kekejian yang nyata.

Apa Kata Dunia? Sungguh dunia tidak memberikan bantuan yang nyata. Selain hanya kecaman yang tidak mampu menghilangkan kekejian zionis yang semakin membabi -buta. Sementara AS terus menerus memberikan bantuan militer kepada zionis demi mengalahkan Palestina sampai titik darah penghabisan. Laporan terbaru dari proyek Brown Costs Of War memperkirakan bahwa senjata yang disubsidi AS untuk zionis telah mencapai 22, 76 miliar US dollar sejak perang di Gaza ( Tempo.com/3/11/24).

 

AS adalah Negera pemegang ideologi kapitalisme. Ideologi yang menguasai dunia saat ini. Bahkan sudah jelas AS telah menyatakan dirinya ada di sisi zionis dengan memberikan berbagai bantuan. Fakta ini seharusnya membuat umat sadar, bahwa perang zionis dan Palestina tidak berimbang. Zionis mendapat backing-an dari negara adidaya untuk menjajah Palestina sementara rakyat Palestina berdiri sendiri melawan penjajah zionis.

 

Dengan demikian sudah jelas bahwa perlawanan politis dengan kecaman, pemboikotan, bantuan logistik, dan sejenisnya belum cukup untuk menyelamatkan Palestina. Disisi lain para penguasa negeri muslim masih tetap mati rasa melihat kekejian ini. Mereka tidak tergerak hatinya untuk memobilisasi pasukan militernya untuk berjihad membebaskan Palestina. Sikap demikian semakin nyata menunjukkan pengkhianatan mereka terhadap muslim Palestina.

 

Dari an-Nu’ man Bin Bisyir dia berkata Rasulullah bersabda ” Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi diantara mereka adalah ibarat 1 tubuh, apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasa sakitnya)” (HR. Muslim No.4685).

 

Mati rasanya penguasa muslim terhadap kondisi di Palestina disebabkan sistem sekuler kapitalisme yang diemban oleh AS. Sistem ini telah mematikan makna persaudaraan karena iman dan Islam. Kedudukan dan kekuasaan lebih mereka cintai daripada nasib saudara-saudaranya. Karena sistem sekuler kapitalisme telah memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan materi sebagai orientasi hidup. Ditambah lagi racun nasionalisme, racun ini semakin menghilangkan kepedulian ikatan aqidah Islam. Kaum muslimin sibuk dengan urusan wilayah mereka masing-masing.

 

Umat Islam harus sadar akan keterpurukan ini dengan memahami akar persoalan dan solusi hakiki untuk membebaskan Palestina. Perang zionis Palestina adalah bentuk perang peradaban Barat dan Islam . Satu-satunya langkah untuk menghentikan penjajahan zionis adalah dengan mengusir mereka dari bumi Palestina melalui jihad tentara muslim. Oleh karena itu umat Islam harus terus mendorong penguasa negeri muslim untuk memobilisasi pasukan militer untuk berjihad melawan zionis. Lebih dari itu umat Islam harus sadar bahwa penjajahan wilayah muslim tidak akan terjadi jika umat memiliki Negara yang menjadi pelindung umat yaitu Khilafah Islamiyyah.

 

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda ” sesungguhnya Al imam itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung ( dari musuh) dengan kekuasaannya. (HR. Mutafaqun ‘alaih dan lain-lain).

 

Dulu ketika Negara Khilafah eksis sebagai Negara adidaya dalam perpolitikan internasional, Bangsa Barat sama sekali tidak berani menginjak – injak dan merendahkan kaum muslimin. Palestina dijaga dengan sepenuh hati, ditebus dengan darah para syuhada. Pembelaan yang sedemikian rupa merupakan sebuah syariat, sebab Palestina adalah tanah khorojiyyah yang telah dibebaskan oleh para mujahid pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Dengan demikian Khilafah menjadi penting saat ini. Namun hadirnya Khilafah tentu harus dengan perjuangan bersama kelompok Islam ideologis yang menempuh thoriqoh dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah yang bersifat politis, dakwah pemikiran tanpa kekerasan.

Wallahu a’lam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *