Duka Palestina yang Tak Kunjung Reda

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Duka Palestina yang Tak Kunjung Reda

Oleh Ummu Kholda

Komunitas Rindu Surga, Pegiat Literasi

 

Bumi Palestina kembali dihantam rudal oleh tentara Israel di pemukiman Kafr Sousa di pusat kota Damaskus, Suriah pada Minggu, 19 Februari 2023. Menurut sejumlah saksi dan pejabat, serangan yang dilakukan pada dini hari tersebut menewaskan 5 orang. Selain itu, serangan yang terarah dan jarang terjadi itu juga merusak beberapa bangunan di distrik padat penduduk dekat alun-alun Omayyad di jantung Ibu kota Suriah. (VOA Indonesia.com, 19/2/2023)

Di sisi lain, 4 negara yaitu Brazil, Argentina, Chilli dan Meksiko, mengecam keputusan Israel yang baru-baru ini melegalkan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Brazil dan ditandatangani oleh 4 negara yang menyatakan keprihatinan mendalam tentang pengumuman Israel beberapa pekan lalu yang secara surut akan melegalkan sembilan pos terdepan yang ada di Tepi Barat dan lampu hijau pembangunan hampir 10.000 rumah pemukiman baru.

Kecaman tersebut muncul ketika Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan rancangan resolusi yang menuntut penghentian segera semua kegiatan pemukiman Israel. Tentu saja rancangan ini didukung oleh Palestina. (Sindonews.com, 19/02/2023)

Palestina kian hari makin menderita. Rasa duka yang dialami rakyat Palestina pun tak kunjung reda. Semenjak ketiadaan negara yang benar-benar menaungi kaum Muslim, yakni Khilafah Islam, bumi Palestina seolah dianak-tirikan. Palestina butuh bantuan secara riil dan ketegasan para pemimpin negeri muslim terhadap penjajah Israel. Akan tetapi, mengusir tentara Israel adalah keinginan yang tak kunjung didapatkan oleh rakyat Palestina. Negeri-negeri yang berdampingan dengannya seolah tersekat dinding yang tinggi untuk sekadar mengulurkan bantuan, terlebih ikut mengangkat senjata. Hanya karena mereka bukan warga negaranya.

Sekat-sekat nasionalisme telah memberikan batas antar sesama muslim bahkan menjadikan umat Islam kini tercerai-berai. Paham yang lahir dari sistem Kapitalisme Sekuler telah mengenyahkan rasa kemanusiaan terlebih anggapan bahwa sesama muslim adalah bersaudara. Yang ada adalah sikap individualis dan kepentingan masing-masing negara. Pada akhirnya para pemimpin muslim seolah lumpuh untuk bertindak tegas di hadapan musuh Islam. Padahal mereka bisa saja mengirimkan militer untuk melawan agresi militer Israel jika mereka peduli.

PBB yang digadang-gadang dapat menjadi lembaga perdamaian dunia nyatanya tidak bisa berbuat apa-apa. Saat beberapa negara mengeluarkan resolusi terkait Palestina, PBB justru memfasilitasi AS sebagai negara penjajah yang kerap mengeluarkan hak vetonya. Sehingga jelaslah bagi kita bahwa AS berada di belakang dan mendukung penjajahan Israel terhadap Palestina. Negara adidaya ini memang memiliki kepentingan di balik penjajahan Israel dan Timur Tengah, jika dilihat dari politik luar negerinya. AS memiliki posisi tawar di wilayah Timur Tengah agar politik Islam tidak segera bangkit di sana. Oleh karena itu AS akan selalu mendukung dan membela Israel.

Untuk menyelesaikan masalah Palestina, tentu tidak cukup hanya dengan mengecam dan memberikan bantuan. Apalagi kita sudah dapat melihat sendiri betapa sistem Kapitalisme Sekuler tidak mampu melindungi umat Islam dari kekejaman penjajah Israel. Palestina membutuhkan solusi riil yakni jihad. Jika ada satu negeri muslim yang diserang dan diduduki, hukumnya adalah fardu ain bagi penduduk negeri itu untuk berjihad. Jika mereka tidak mampu, maka kewajiban jihad dibebankan kepada penduduk di negeri terdekat. Dalam hal ini adalah Mesir, Turki, Arab Saudi bahkan hingga Indonesia.

Pasukan militer Israel tentu harus dihentikan dengan pasukan militer juga. Oleh karenanya harus ada perlawanan di bawah komando pemimpin Islam yang memiliki kekuatan militer yang dahsyat. Seorang pemimpin yang tidak akan membiarkan setetes darah pun tumpah akibat serangan musuh Islam.

Seorang pemimpin Islam akan menjadi pelindung (perisai) bagi kaum Muslim dari berbagai ancaman dan serangan musuh-musuh Islam baik fisik maupun non fisik. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya: “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai dimana (orang-orang) akan berlindung di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)

Negara Islam melalui pemimpinnya akan menurunkan pasukan jihad terbaiknya untuk mengusir Israel dari Palestina. Kekuatan politiknya begitu besar sehingga tidak ada satu negara pun yang sanggup menandinginya sekalipun itu AS. Tidak ada sekat nasionalisme yang menghalangi negara untuk membantu kaum Muslim terjajah. Juga tidak ada sikap individualis yang berpeluang cuek, bahkan tidak peduli dengan urusan orang lain. Namun, sikap kemanusiaan yang begitu tinggi juga karena dorongan keimanan yang kuat sehingga pemimpin Islam beserta pasukannya akan membebaskan kaum muslimin dari segala bentuk penjajahan.

Dengan demikian, jelaslah kita saat ini benar-benar membutuhkan seorang pemimpin yang dapat menjadi sandaran bagi rakyat, pemimpin yang hanya takut kepada Allah Swt, dan hanya akan menerapkan aturan yang berasal dari Allah saja. Yaitu pemimpin Islam dambaan kita semua.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *